Jumat, 03 April 2015

Dulu nolak sekarang minta terus

cerita bokep Dulu nolak sekarang minta terus - Setelah membaca tulisan yang berjudul “Rumput Tetangga Lebih Hijau & Lebih Nikmat” aku terilhami untuk menuliskan pengalamanku bermain seks dengan tetanggaku sendiri walaupun jalan ceritanya berbeda dengan yang diceriterakan oleh penulis ceritera tersebut. Aku harus menjalani dulu perjuangan yang berat.

Aku, riyan, adalah seorang laki-laki yang sudah beristri dan mempunyai seorang anak yang sudah berumur 7 tahun dan sudah bersekolah di kelas 1 SD. Karena anak kami masih kecil dan jarak antara rumah kami dengan SD tempat anak kami bersekolah cukup jauh maka setiap hari istriku mengantarkan anak kami ke sekolah. Kami mempunyai tetangga, suami istri, yang sudah sangat akrab dengan kami. Istrinya, sebut saja Heni, sangat akrab dengan istriku sehingga hampir setiap hari ia bermain ke rumah kami, dan kalau berkunjung ke rumah kami biasanya ia langsung masuk tanpa mengucapkan salam atau membunyikan bel. Suaminya sendiri bekerja di perusahaan swasta yang seringkali pulang malam dan kebetulan mereka belum dikaruniai anak.

Heni biasa memanggil istriku dengan sebutan Teteh sedangkan kepadaku ia biasa memanggil Mas Ary. Ia adalah seorang wanita yang cantik, kulitnya putih mulus, dan bodinya pun menggiurkan namun sangat bersahaja dan lugu, tidak pernah neko-neko, baik dalam cara berpakaian maupun cara bergaul, pokoknya polos. Kalau berkunjung ke rumah kami biasanya ia hanya memakai daster, atau kadang-kadang memakai kain, namun bagiku hal tersebut menjadikan dia sangat seksi. Aku merasa sangat senang kalau ia berkunjung ke rumah kami dan berlama-lama mengobrol dengan istriku sebab aku bisa berlama-lama pula mengintipnya dari balik garden kamar memperhatikan tubuhnya yang sintal. Bahkan kalau sudah tidak tahan aku pun melakukan onani sambil mengintipnya dan membayangkan seandainya tubuh Heni itu bugil dan aku menggumulinya. Bahkan tidak jarang ketika aku sedang menyetubuhi istriku pikiranku berfantasi seolah-olah aku sedang menyetubuhi Heni, dan memang dengan berfantasi seperti itu aku merasakan kenikmatan yang lebih dari biasanya. Namun aku sering merasa kesal karena orang yang sering kubayangkan tersebut selalu bersikap acuh terhadap diriku. Aku sering mencoba memancing ke arah pembicaraan yang agak menjurus namun ia tidak pernah menanggapinya, bahkan pura-pura tidak mendengarnya. Sikapnya tersebut membuat diriku semakin merasa penasaran.

Pada suatu hari istriku minta izin kepadaku untuk pergi ke rumah saudaranya yang rumahnya agak jauh, setelah pulang dari sekolah anak kami, dan diperkirakan baru akan pulang ke rumah sore harinya. Aku pun tidak berkeberatan karena aku pun tidak akan pergi ke mana-mana sehingga tidak khawatir dengan keadaan rumah kami. Aku pun bersantai-santai saja di rumah sambil menyetel vcd porno yang tidak berani kusetel bila anak kami sedang berada di rumah. Aku menikmati tontonan yang merangsang tersebut sambil membayangkan bahwa yang bermain di dalam film porno tersebut adalah aku dan Heni. Aku terhanyut dalam bayangan bahwa diriku sedang menggumuli tubuh bugil Heni. Kebetulan sudah seminggu kontolku tidak mendapat jatah karena istriku sedang berhalangan. Kontolku sudah sangat ngaceng.

Sedang asyik-asyiknya aku menonton sambil mempermainkan kontolku tiba-tiba pintu yang lupa aku kunci dibuka orang sehingga kontan kumatikan vcd player yang sedang kusetel. Ternyata yang membuka pintu tersebut adalah Heni yang langsung masuk sambil memanggil-manggil istriku: “Teh ……. Teh ……”. Ia memakai kain dan baju atasannya agak terbuka atasnya, sehingga pangkal buah dadanya yang putih mulus dan montok terlihat sedikit. Kain yang dipakainya agak basah, mungkin ia baru selesai mencuci sehingga pinggulnya tercetak dengan jelas dan aku tidak melihat garis segitiga di balik kain yang dikenakannya itu sehingga aku berkeyakinan bahwa ia tidak memakai celana dalam. Hal itu menyebabkan aku semakin terangsang. “Mas, Tetehnya ke mana?” tanyanya. “Ke rumah saudara, pulangnya nanti sore!” jawabku, “Memangnya mau apa sih Hen?” tanyaku. “Anu Mas, mau pinjam seterikaan, kepunyaan saya rusak”. Datanglah setan membisikkan ke dalam diriku bahwa aku harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mewujudkan hal yang selama ini selalu menjadi fantasiku. Aku berkata: “Biasanya sih di kamar tidur, ambil saja sendiri!”, padahal aku tahu bahwa seterikaan tersebut tidak disimpan di kamar tidur. Ketika Heni pergi ke kamar tidur untuk mencari seterikaan aku segera mengunci pintu agar tidak ada orang lain yang mengganggu rencanaku. Kontolku sudah sangat keras karena ingin segera mendapat jatah.

Dari dalam kamar tidur terdengar Heni berkata: “Kok enggak ada Mas, di sebelah mana ya?” Aku pun masuk ke kamar tidur dengan hanya mengenakan sarung tanpa memakai celana dalam supaya rencanaku tidak terhambat dengan cd. Nampaknya Heni tidak menaruh curiga apa-apa. “Mungkin di bawah tempat tidur!” kataku. Kemudian Heni pun melihat ke bawah tempat tidur, tentu saja sambil menungging. Ketika Heni menungging aku melihat sebuah pemandangan yang sangat indah dan sangat menggairahkan. Pantat Heni yang bahenol tercetak jelas pada kain yang dikenakannya, dan sekali lagi aku yakin bahwa Heni tidak memakai celana dalam karena aku tidak melihat garis segitiga pada pantatnya yang bahenol itu.

Karena sudah tidak tahan maka aku pun segera memeluk tubuh Heni dari belakang sambil menggesek-gesekkan kontolku pada pantatnya. Ternyata Heni memberikan reaksi yang tidak kuharapkan. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukanku sambil memaki-maki diriku, “Mas apa-apaan sih? Lepaskan diriku, aku tidak mau melakukan ini, kamu bajingan Mas, tidak kusangka!” Melihat reaksinya yang seperti itu pada mulanya aku pun merasa ragu untuk melanjutkan perbuatanku, namun rupanya bisikan setan lebih dahsyat daripada akal sehatku, sehingga walaupun Heni meronta-ronta sambil memaki-maki aku tidak peduli, bahkan aku semakin bernafsu.

“Ampun Mas, lepaskan aku, aku tidak mau melakukan hal yang seperti ini!” Heni berkata sambil menangis dan meronta-ronta. Aku semakin ganas, kuhempaskan tubuh Heni ke atas tempat tidur sambil kutarik kainnya secara paksa sehingga kain tersebut lepas dan terlihatlah kemaluan Heni yang ditumbuhi bulu yang lebat. Aku pun semakin bernafsu, aku berusaha untuk membuka pakaian bagian atasnya, namun aku mendapat kesulitan karena Heni selalu mendekapkan tangannya erat-erat di daarya sambil terus menangis, kakinya pun selalu dirapatkan erat-erat sambil menendang-nendang sehingga aku mendapat kesulitan untuk memasukkan tubuhku di sela-sela pahanya.

Mungkin karena sudah lelah atau karena lengah pada suatu kesempatan aku mendapat kesempatan untuk merenggangkan pahanya dan tubuhku berhasil masuk ke sela-sela pahanya. Dari sana aku berusaha untuk melepaskan pakaian bagian atas Heni dan sekaligus bh-nya yang pertahankan dengan gigih, sambil meronta-ronta, menjerit-jerit, memukul, dan mencakari tubuhku. Akhirnya aku berhasil menyobekkan pakaian bagian atasnya dan melepaskan bh-nya, dan aku pun berhasil mendaratkan bibirku pada susunya yang masih keras, maklum belum dipakai menyusui, kecuali suaminya. Tidak ayal lagi aku pun menciumi susunya dan sesekali mengulum putingnya dan menyedotnya. Diperlakukan demikian Heni mendesah, namun ia masih terus melakukan perlawanan dengan cara meronta-ronta sambil menangis, walaupun rontaannya sudah agak melemah, entah karena kecapekan entah karena mulai terangsang. Sejalan dengan itu pertahanan pahanya pun mengendur sehingga lambat laun kontolku yang sudah super tegang berhasil menyentuh bagian luar memeknya dan kugesek-gesekkan kontolku untuk mencari lubang yang selama ini aku idam-idamkan.

Akhirnya kontolku berhasil menemukan lubang idaman tersebut, dan secara perlahan tapi pasti aku pun memasukkan kontolku ke dalam lubang tersebut. Ketika kontolku berhasil melakukan penetrasi ke dalam lubang memeknya serta merta terdengar mulut Heni mendesah dan merintih, badannya pun menjadi lemas, perlawanannya mengendur, dan ketika penetrasi kontolku kusempurnakan dengan tekanan yang mantap ia pun menjerit tertahan, “Aaaaaaahhhh ……… Maaaassssssss …………..”. Inilah reaksi yang sangat aku harapkan ….. Ketika kontolku aku naikturunkan dengan cepat pantat Heni pun mengimbanginya dengan gerakan sebaliknya. Sekarang bibirku pun dengan leluasa tanpa hambatan bermain di puting susunya, sesekali aku bergerilya di ketiaknya yang ditumbuhi bulu yang lebat, aromanya yang agak bau keringat sangat aku senangi sehingga semakin meningkatkan gairahku. Tangan Heni yang tadinya dipergunakan untuk memukuli dan mencakar tubuhku kini ia pergunakan untuk memeluk dan mengelus-elus punggungku. Tadinya ia menangis dan menjerit-jerit karena menolak kini ia menjerit-jerit dan mendesah serta mengerang karena gairah yang memuncak. “Aaaaaahhhhhh ……..…….. Eeeeeeeemmmmmmhh ……… Aduuuuuuuhhhhhhh ………. Ssssssshhhhhhh ………. Sssssssshhhhh ………… sssssshhhhhhh ………. Hhhhhhhmmmmmmmhhh ………….. Maaaaassssssss ……….. Nikmaaaaaaaaatttttttt”.

Heni meladeni semua permainanku dengan sangat agresif, kami berguling-guling di atas tempat tidur, kadang aku di atas kadang Heni yang di atas. Nampak sekali ia sangat menikmati permainan ini, sama sekali tidak tampak bekas-bekas penolakannya. Ketika aku suruh dia menungging untuk melakukan posisi dog-style ia menolak, “Jangaaaaaan Masssssssss, jangan dari dubuuuuur …… aku tidak suka, jijiiiiiiiiikkkkk” Rupanya ia mengira bahwa aku akan menyodominya karena oleh suaminya ia tidak pernah disetubuhi dari arah belakang. Aku pun memaksanya untuk menungging, posisi yang sangat aku sukai ketika bersetubuh dengan istriku. Dengan terpaksa Heni menuruti keinginanku. Pemandangan yang aku lihat saat Heni menungging semakin meningkatkan birahiku, pantatnya yang putih dan bulat serta memek berbulu yang terjepit oleh pahanya, aaaahhhh …….. sungguh menggairahkan. Segera aku arahkan kontolku yang masih sangat tegang itu ke arah memeknya yang terjepit oleh paha mulus. Ketika kontolku secara perlahan-lahan masuk ke dalam memeknya, Heni menggelepar-gelepar sambil kelojotan merasakan sensasi yang baru ia rasakan setelah beberapa tahun menikah. “Aaaaaaaaawwwwww ………….. Maaaassssssss ……….. Enak sekaliiiiiiiiiiiiii ……….. Terus Maaassssss jangan lepaskan kontolmuuuuuuuuuu ………. Adduuuuuuuuhhhhhhh ……….. teruuuuuus tekaaaannnnnnnnn yang keraaaaaaaaassss …….. kalau bisa dengan kanjutnyaaaaaaaa ……….! Tangannya menggapai-gapai ke belakang ingin menarik pantatku agar kontolku masuk lebih dalam lagi. Dengan leluasa pula kedua tanganku mempermainkan susunya yang menggelantung dengan indah. Maka erangan Heni pun semakin menjadi-jadi karena ia mendapat kenikmatan dari dua arah. Memeknya yang aku kocok terus dengan kontolku dan susunya yang terus aku permainkan dengan tanganku. Heni pun menjerit dan mengerang dengan histeris, mulutnya meracau mengeluarkan kata-kata jorok yang semakin merangsang diriku. “Maaaaaasssss ……….. jangan lepaskan kontolmu dari memekku, puaskanlah memekku dengan kontolmuuuuuuuu ……….. aku baru merasakan kenikmatan yang seperti ini, kontoooooolllllllll …………. Aaaaawwwww ………. Maaassssss, aku ingin agar kontolmu terus berada di dalam memekku ……. Aaaaaaaahhhhhhhhh ……….. sssssshhhhhhhhhhhhhh ………… sssssshhhhhhhhhh …………..

Kucabut kontolku dari memek Heni karena aku sudah merasa agak lelah dengan posisi tersebut. Heni menyangka bahwa aku akan menyelesaikan eweanku terhadap dirinya, ia marah-marah dan meminta agar aku segera memasukkan lagi kontolku ke dalam memeknya, “Mas jangan dicabut dong kontolnya, Aku belum orgasme nih! Ayo masukkan lagi! Aaaaahhhhh ……….. Kontolmu Maaaaasssss ………”. Namun aku mempunyai rencana lain. Aku minta agar Heni berbaring telentang dengan kaki menekuk. Aku segera mengarahkan mukaku ke memeknya, mula-mula aku jilati bagian dalam pahanya, kemudian aku jilati memeknya dan aku hisap itilnya. Diperlakukan demikian kontan Heni menjerit karena ia tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu, dan memang ia tidak pernah diperlakukan demikian oleh suaminya. Suaminya sangat konvensional. “Aaaaaawwwwww ……………… Maaaaaassssss ………. Geliiiiiiiiiiii …….. tapi nikmaaaaaaatt ………. Terus Mas hisap itilkuuuuuuuu ………, jilat memekkkuuuu ……… agak ke bawah Masss, ya …….. ya …….. benar disitu Maaaaasssss, ………. Aaaaaaaawwwwwww ………. Maaaasssssss …….. mana kontolmu …. Kesinikan …….. aku ingin mengulumnya ……..” Maka aku pun berputar untuk menyodorkan kontolku ke melut Heni, dan kami pun mempraktekkan posisi 69. Kontolku dijilati oleh Heni, kadang-kadang dikenyotnya dalam-dalam. Aku pun mengerang sambil terus menghisap memek Heni yang sudah dipenuhi oleh lendir.

Ketika aku merasa bahwa aku akan mencapai orgasme aku pun mencabut kontolku dari mulut Heni dan segera memasukkannya ke dalam memeknya sambil terus digenjot. Nampaknya Heni pun sama akan mencapai orgasme, gerakan pantatnya semakin liar, desahannya semakin kerap. Dan ketika aku merasa ada yang mendesak di dalam kontolku aku pun menekankannya keras-keras ke dalam memek Heni sambil memeluk tubuhnya erat-erat, Heni pun demikian pula, ia memeluk tubuhku erat-erat sambil menahan tekanan kontolku. Maka kami pun mengalami orgasme secara bersamaan dan kami pun sama-sama mengeluarkan suara erangan yang panjang sebagai tanda bahwa kami berada pada puncak kepuasan. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh …………. Ssssssshhhhhhhhhhhh …………….. Maaaaaaaaaaasssssss ………….., Heeeeeeeeeennnnnnnn. Tubuh kami pun terkulai bermandikan keringat, Heni memeluk erat-erat tubuhku seolah-olah tidak mau lepas selamanya. Ia berbisik dengan manja sambil nafasnya terengah-engah, “Mas maaf yah atas kelakuanku terhadap Mas Ary tadi! Tadinya Heni kira ngewe itu dengan siapa pun rasanya sama saja, ternyata ngewe dengan Mas Ary itu beribu-ribu kali lebih nikmat dibandingkan dengan ngewe bersama suami Heni. Terus terang saja kadang-kadang Heni merasa bosan ngewe dengan suami Heni karena ia hanya mementingkan diri sendiri. Baru kali ini Heni mengalami yang namanya orgasme. Ah kontol Mas Ary sangat perkasa, aaaahhhhh ………. Kontooooooool……. Kamu ini kok nikmat sekali!”. Sambil berkata demikian ia mempermainkan kontolku sehingga kontolku tegang kembali.

Melihat kontolku sudah ngaceng kembali Heni merengek meminta ngewe kembali. “Mas, ngewe kembali yu? Tuh kan kontolnya sudah tegang kembali, Heni akan meladeni Mas Ary sampai kapan pun kontol Mas Ary sanggup menancap di dalam memek Heni! Ayo dong Mas!” Aku pura-pura tidak mau (padahal nafsu sih sudah sampai ke puncak ubun-ubun) “Enggak mau ah nanti suamimu keburu pulang, lagi pula Heni kan mau menyeterika, kita cari saja seterikaan itu”. “Enggak Mas, suamiku sedang pergi ke luar kota, baru besok ia pulang. Soal seterikaan sekarang sudah menjadi nomor ke berapa, jauh lebih penting kontolmu Mas dibanding dengan seterikaan. Menyeterika itu seringkali terasa membosankan tetapi ngewe denganmu rasanya aku tidak akan pernah bosan maaaaaasss ……. Cepet doooongngng ……… coba raba memekku Mas, sudah sangat basaaahhhh masssss, ayo doooooong ……., kontoooooollllll …….”, Heni menjawab, ia tetap merengek meminta agar aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya, namun aku diam saja seperti tidak mau. Karena aku tidak bereaksi maka Heni pun mengambil inisiatif, ia segera naik ke atas tubuhku, menciumi dadaku, menyodorkan susunya ke mulutku agar kuhisap, menyodorkan ketiaknya agar aku menjilatnya, dan menyodorkan memeknya ke mukaku, “Mas, jilat dong memekku, hisap itilnya sesukamu, aku inghin mendapat kenikmatan lagi, silahkan dong Maaasssss …..!”. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang menggairahkan ini, segera aku menjilati memeknya dan menghisap itilnya, kadang-kadang menggigitnya. Diperlakukan demikian Heni mendesah dan mengerang sambil pinggulnya tidak henti-hentinya menggelinjang, “Aaaahhhhh ……… Maaasssss ……… terus beri aku kenikmataaaaaan, aaaawwwww …….. jangan terlalu keras menggigitnya dooooong Mas, aaahhhhhhhh ………. Ssssshhhhhhh ……… ssssssshhhhhhh ……….. nikmaaaaaaat ……….”.

Tidak lama kemudian ia mengarahkan lubang memeknya ke arah kontolku yang memang sudah ngaceng dari tadi dan kontolku pun menyambutnya dan terus melakukan penetrasi sambil terus kunaikturunkan pantatku untuk mengimbangi goyangan pantat Heni. “Aaaaaaaaaaaahhhhhhhh ……….. ssssshhhhhhh ……..”, Heni pun menjerit karena merasa senang diperlakukan demikian, “aaaaaahhhhh …….. hmmmmmhhhhhh ………. Massssssss …….. terus tancapkan kontolmu ke dalam memekku ……… ssssshhhhhhhh ……. aku rela maaaasssss …….. Maaassss bulu kanjutmu menambah kenikmatan memekku maaaaasssss …….. aaaahhhhhhh ……. Kontoooollllll …….. Setelah berlangsung agak lama Heni meminta aku mencabut kontolku dan menusuknya dari belakang, “Maaaaasssss …….. cabut dulu kontolmuuuuuuuu …….. aku ingin ditusuk dari belakang aaaaahhhhhhhh ……… cepet maaasssss tusuk memekku dari belakaaaaaaang ……… Maaaaassssss …….. aaaaaaaahhhhh …….. sssshhhhhhhh …….. Maaassssss …….. Heni memang hebat, kini ia sangat agresif dan pandai merangsang serta memuaskan lawan mainnya. Ia langsung bisa mengimbangi permainanku dalam bersetubuh. Kami pun melakukan berbagai variasi dan posisi dalam bersetubuh, dan kami selalu mengalami orgasme secara bersamaan.

Sejak saat itu aku dan Heni sering melakukan persetubuhan, tergantung siapa yang lebih dulu menginginkan maka dialah yang menghampiri lebih dulu. Kadang-kadang Heni datang ke rumahku ketika istriku sedang tidak ada di rumah. Kadang-kadang aku yang datang ke rumahnya ketika suaminya sudah pergi. Tidak jarang ketika aku datang ke rumahnya Heni sedang mencuci pakaian di kamar mandi maka kami pun bersetubuh di kamar mandi, kadang-kadang kami bersetubuh di dapur kalau kebetulan ia sedang memasak, kadang-kadang pula kami melakukannya dengan berbasah-basah di lantai bila ia sedang mengepel. Dan setiap variasi persetubuhan yang kami lakukan selalu memberi sensasi baru kepada kami.

Heni semakin sering berkunjung ke rumahku, walaupun sedang ada istriku. Kalau ia berkunjung ke rumahku dan istriku sedang di kamar mandi atau sedang ke warung kami memanfaatkan waktu yang sebentar tersebut dengan seefektif mungkin untuk ngewe atau sekedar saling mempermainkan kemaluan kami masing-masing. Atau kalau kami berpapasan maka tangan Heni tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk menjawil kontolku dan aku pun selalu mencubit memeknya yang memang seolah-olah ia sodorkan untuk kucubit atau kujawil dan kuremas susunya.

Kini, setelah aku mempunyai lubang kenikmatan yang baru, yaitu memek Heni, aku pun tidak terlalu banyak menuntut kepada istriku, demikian juga Heni, ia tidak lagi suka meminta jatah kepada suaminya.

Ah Heniiiiiii …….. Heni, dulu kamu meronta-ronta, kini kamu meminta-minta ……..!

Ngentot abis mandi

cerita dewasa ngentot abis mandi - pagi itu gue lihat santi anak tetangga samping rumah gue sedang mau mandi sebelom berangkat ke sekolah di kamar mandi yang letak nya di belakang rumah gue timbul niat gue untuk ngintipin santi mandi
maklum karena di rumah santi belom punya kamar mandi sendiri jadi tiap hari mandi nya di kamar mandi di belakang rumah gue
setelah santi masuk ke kamar mandi perlahan gue berjalan mendekati kamar mandi
setetah mencari-cari celah buat ngintip akhir nya gue dapetin celah walaupun celah nya hanya sebesar lobang paku
tapi gue bisa lihat santi melepas pakain nya
oohhh sungguh pemandangan yang luar biasa
tubuh santi yang putih mulus terlihat dengan buah dada yang begitu montok nya di hiasi punting yang masih ramun apalagi memek santi yang masih di tumbuhi bulu-bulu tipis di sekitar memek nya yang membuat gue lebih bernafsu ngelihat nya
gue liat santi mulai membasahi tubuh nya dengan air dan mulai menyabuni seluruh badan nya
oohhh betapa nikmat nya klau gue bisa menikmati tubuh nya yang begitu menggoda
rupanya santi enggak tau klau sedang gue intip
terkadang santi meremas-remas buahdada nya sendiri menambah pemandangan gue lebih hott
tanpa sadar oleh gue kalau santi dah mo selesai mandi nya,buru-buru gue meninggal kan kamar mandi terus duduk di teras belakang rumah gue sambil nungguin santi lewat di depan teras
selang 10 menit kemudian santi lewat depan teras rumah gue
oohh santi lewat di depan teras gue cuma memakai handuk pendek,mari om tumben kok belom berangkat kerja sapa santi
langsung gue panggil santi
santi ke sini sebentar om mau ngasih sesuat ke santi
apa sih om??ntar aja klau santi dah ganti baju dulu,santi kan malu
gpp cuma sebentar aja kok lagian napa meti malu santi kan masih pake handuk,bentar aja
apa sih om kata santi sambil berjalan masuk ke teras rumah gue
yuk masuk dulu san gak enak klau ngasih sesuatu nya di luar bujuk gue
akhir nya santi masuk ke rumah gue,tanpa sepengetahuan santi langsung gue kunci pintu rumah dari dalam
mang mo ngasih apa om,buruan ntar santi terlambat pergi ke sekolah nya kaya santi
om mau ngasih sesuatu ke santi tapi santi harus pejamin mata dulu biar surprice
iihh om ini ada-ada aja pake acara pejamin mata segala sih
setalh santi mejamin mata nya gue ajak masuk ke kamar gue,setelah sampai di kamar gue kunci kamar gue dari dalam dan gue lepasin pakaian gue hingga telanjang
dah belom om cepetan ntar santi telat berangkat sekolah nya kata santi yang masih memejam kan mata nya
setelah gue telanjang gue peluk santi dari depan sambil bisikin sekarang santi buka mata nya
haahhhh... oommmm mau ngapain.... sambil mencoba berontak berusaha ngelepasin dekapan gue
jaaangggaannnn ommmm jangannn perkosa santi jangan
diemm klau santi berani teriak om bunuh
sambil gue lepasin handuk yang menutupi tubuh mulus nya
sambil gue dekap gue rebahin tubuh santi di atas ranjang gue
langsung gue tindih tubuh santi sambil gue jilatin buahdada santi yang montok
kadang kadang gue gigit puting nya hingga santi merintih kesakitan
ammmpunnn ommmm ampuunnn jangan perkosa santi.
tanpa menghiraukan rintihan santi gue gesekin jari gue ke memek santi
ahhh aahhh ahhh tanpa sadar santi mendesah saat gue menggosok clitoris nya
perlahan gue coba masukin jari gue ke memek santi
oooohhhh.. saaaakiiiiittt ommmm,,,
saat jari gue masuk ke memek santi
wah nih anak masih perawan kayak nya,gue cabut jari gue terus gue naik ke atas kepala santi hingga kontol gue tepat di depan wajah santi
sekarang santi hisap kontol om klau gak mau santi gue tampar..
gakk mau santi gak mau sambil berusaha menghindari kontol gue
om bilang hisap sambil gue tampar pipi nya
tampak santi syok sehabis gue tampar
perlahan santi membuka mulut nya langsung gue masukin kontol gue ke mulut nya yang mungil
tampak mulut santi penuh dengan kontol gue,gue dorong lagi kontol gue lebih dalam ke mlulut
santi.. aaakkkhhh.. aaakhhh
rupa nya santi tersedak karena kontol gue lebih masuk di dalam mulut nya
perlahan gue gerakin kontol gue maju mundur sambil gue pegangin kepala santi
setelah 15 menit kemudian gue lepasin kontol gue dari dalam mulut santi,tampak santi menangis karena takut klau gue bunuh dan santi terlihat pasrah apa yang akan gue perbuat
gue lebarin kedua paha santi hingga membentuk huruf v gue jilatin memek santi terkadang gue sedot clitoris nya sehingga tanpa sadar santi ikut menggerakkan pantat nya
setelah memek santi basah dengan air liur gue dan cairan kenikmatan nya gue arahin kontol gue yang dah gak sabar pengin merobek keperawanan santi
setelah kontol gue pas di lobang memek nya gue dorong dengan sekuat tenaga sambil gue pegangin pantat nya
ooooocchhhhh saaaakkiit sssaaakkit ammmpppuunnnn
jerit santi saat kontol gue masuk menembus memek nya yang masih perawan
tenang aja santi nikmain aja ntar juga nikmat kok kata gue sambil terus mendorong kontol gue yang baru masuk setengah
gue lihat santi meringis kesakitan akibat memek nya gue masukin kontol gue
setelah kontol gue masuk seluruh nya gue diemin sambilo meresapi nikmat nya jepitan memek abg
gue lihat tampak darah perawan santimengalir dari sela-sela kontol gue hingga membasahi sprei ranjang gue
perlahan gue genjot memek santi sambil gue jilatin buahdada santi yang masih kencang dan montok
ooohhh oohhh ampuunn omm sakittt
rintihan santi membuat nafsu gue lebih memuncak
gue genjot memek santi yang masih sempit hingga santi mengerang
ooocchhh aakkkhhhh akhhhh
bosen ngentotin santi dengan gaya missionary gue balikin tubuh santi hingga sekarang tubuh santi berada di atas gue
langsung gue genjot tanpa kenal ampun
goyangin pantat loe sambil gue remas buah dada nya dengan keras
aaakkkhhhh iiiiyaaaa ommm
oooohhhh nikmat nya goyangan mu sannnn
ayoo goyangin terus sambil gue tampar pantat saat santi berhenti menggoyangkan pantat nya
setetah 15 menit gue entotin santi
gue suruh santi turun darui tubuh gue trus gue suruh nungging dengan tangan bertumpu pada pinggir ranjang
sekarang gue pengen ngentotin santi dari belakang kata gue sambil meremas pantat santi yang semok perlahan gue selipin kontol gue di antara paha santi hingga akhir nya gue tempelin kontol gue di lobang memek santi yang tampak membengkak akibat gue sodok
dengan satu hentakan keras gue masukin lagi kontol gue ke memek santi dari belakang sambil gue tarik pantat santi ke belakang hingga membuat kontol gue masuk seluruh nya
goe entotin santi sambil gue ramas-remas buah dada ya yang tampak terayun-ayun karena sodokan gue
ooohhh ooohhh oooh
nimat banget memek kamu santi sambil terus gue entotin santi
tanpa sadar hampir 1jam gue menyetubuhi santi dan geu ngerasa klau gue dah mau klimaks
langsung gue cabut kontol gue dri memek santi gue suruh santi jongkok di depan gue sambil gue paksa masukin kontol gue ke mulut nya lagi
santi yang terlihat sudah lemas hanya bisa nurutin kemauan gue
perlahan kontol gue masuk ke mulut nya yang mungil
langsung gue pegangin kepala santi sambil terus gue genjot kontol gue hingga akhir nya
cccoorttt ccrrrooott ccrooott
gue tahan kepala santi sambil gue semburin sperma gue ke mulut santi
santi mencoba melepaskan kepalanya tapi usaha nya sis-sia karena pegangan tangan gue di kepala nya terlalu kuat hingga sperma gue tertelan oleh santi
ooohhh ooohhh nikmat nya mulut kamu santi
semburan demi semburan tanpa ada sperma gue yang keluar dari mulut santi
setelah kontol gue menyemburkan sperma nya di mulut santi perlahan gue cabut kontol gue
gue suruh santi membersihkan sisa-sisa sperma gue yang masih melekat di kontol gue
timbul pikiran gue
gue ambil hp gue langsung gue foto santi yang masih telanjang sambil gue ancam lagi
klau santi berani macam-macam ama gue akan gue sebarin foto-foto telanjang santi ke teman-teman santi
akhir nya hari itu gue puas bisa menikmati tubuh santi yang montok.

Foto kontol besar ngentot memek sempit

Foto kontol besar ngentot memek sempit, Foto memek tembem bersih ngentot kontol sangek download video sex memek abg perawan Cewek Bispak Brutal, foto kontol hitam negro ngentot memek tembem jepang foto kontol super jumbo ngentot memek super bersih sampai lower Gambar memek tante foto memek mulus memek abg memek tembem memek korea memek bule memek arab









Gambar kontol masuk memek

Gambar kontol masuk memek, kontol ngentot memek, ngentot kontol besar, gambar kontol tegang, ngentot kontol panjang, kontol besar ngentot memek sempit












ngentot pacar bernafsu besar

cerita seks ngentot pacar bernafsu besar - Pada satu waktu Ira bertanya kepadaku, " mas mungkin Ira dalam soal seks 'ngga normal 'ya ? ". Aku bukannya menjawab pertanyaan Ira tersebut, malah aku balik bertanya kepada Ira, " Ir, kamu tahu 'ngga batasan yang disebut tidak normal di dalam soal hubungan sex ? ". Ira menjawab " 'ngga tahu ". Aku menjelaskan pada Ira bahwa " segala cara, gaya dan frekuensi di dalam melakukan hubungan sex akan selalu disebut normal apabila dilakukan denganpersetujuan kedua belah pihak, dengan tujuan untuk saling memuaskan pasangannya. Kalau pasangan kita melakukan cara-cara yang tidak kita sukai tetapi dia terus memaksakan keinginannya untuk mencapai kepuasannya sendiri, maka pasangan kita tersebut dapat dikatakan memiliki penyimpangan seksual (sexual deviation atau abnormal) ". Pada akhir-akhir ini, setiap kali aku mengentot Ira, jari-jari tanganku, khususnya jari telunjuk, sering dijilatinya dan dimasukkan kedalam mulutnya untuk dijilati dan diisapnya. Semakin liar gerakanku dalam mengentot Ira, semakin bernafsu Ira menjilati dan mengisap jari telunjukku. " Ir, kamu sekarang ini selama ngentot sering sekali mengisap jari telunjuk mas, dan kelihatannya Ira makin sangat terangsang kalau selama ngentot Ira dapat mengisap jari telunjuk mas. Pasti kamu sangat menikmatinya 'kan ?", tanyaku. Ira menjawab " Ira makin terangsang kalau Ira dapat mengisap jari telunjuk mas karena jari-jari mas sekali-kali menyentuh langit-langit mulut Ira, rasanya geli dan sangat merangsang sekali ". Dari jawabannya tersebut aku mulai menduga-duga jangan-jangan pikiran Ira selama ngentot pada akhir-akhir ini telah diisi dengan fantasi seksualnya yang baru. Aku memiliki keyakinan bahwa jari telujukku itu pasti dibayangkan oleh Ira sebagai kontol kedua yang dapat dinikmatinya bersama-sama dengan kontolku. Keyakinan itu timbul dari expresi Ira selama mengisap jari telunjukku. Ira begitu menikmatinya !. "Ir, kalau Ira mau bagaimana kalau kita coba untuk melakukan "threesome" dengan menambah satu orang laki-laki lagi dalam acara ngentot kita ", tanyaku. Ira tersentak kaget dengan tawaranku, dan sejenak dia hanya terdiam saja. Aku mencoba untuk menjelaskan pada Ira bahwa tawaran ini tentunya hanya sebuah tawaran yang dapat ia tolak, kalau memang Ira tidak menginginkannya. Tapi sewaktu aku menyinggung kepada kebiasaannya pada akhir-akhir ini Ira senang menjilati dan mengisap jari telunjukku selama ngentot, Ira menimpalinya dengan mengatakan "mas memang benar, karena pada akhir-akhir ini Ira sering ber-fantasi bagaimana rasanya tubuh Ira ini dijamah dan dicumbu oleh dua orang laki-laki dan Ira dapat bermain dengan dua kontol sekaligus dalam satu tempat tidur ......... meskipun Ira takut untuk mencobanya, tapi keinginan untuk mencoba hal itu selalu muncul setiap Ira ngentot, baik itu dengan mas maupun dengan suami Ira, tapi Ira masih ragu-ragu dan takut ". Aku mencoba lagi untuk meyakinkan Ira , " memiliki perasaan ragu-ragu dan takut untuk mencoba sesuatu yang baru adalah sangat wajar sekali, tetapi yang paling penting disini adalah keputusan dari Ira sendiri, apakah Ira mau mencobanya atau tidak ", ungkapku. " Ira mau mas, tapi takut makin bertambah orang yang tau bahwa Ira sebagai seorang istri ternyata tidak setia pada suaminya sendiri, dimana sekarang ini 'kan hanya mas yang tau ", ujarnya. " Yang penting adalah keputusan Ira bahwa Ira mau mencobanya, soal Ira takut bertambahnya orang yang mengetahui selingkuhnya Ira akan menjadi tanggung jawab mas. Mas sendiri 'kan harus dapat menjaga kerahasiahan diri mas sendiri, jadi Ira tidak usah khawatir ", kataku. Bagi aku sendiri melakukan "threesome" sudah sering aku lakukan bersama-sama dengan sahabatku yang bernama Iwan, masih bujangan meskipun sudah berumur 32 tahun. Iwan ini adalah " lady killer" yang berpostur tinggi, tegap serta ganteng dan kontolnya untuk ukuran orang Indonesia termasuk gede. Selain postur tubuhnya kelebihan lain dari Iwan ini adalah supel dan mudah akrab dengan orang-orang yang baru dikenalnya serta dapat dipercaya. Aku hubungi dia, dan dia setuju dan menunggu untuk dihubungi oleh aku kembali. Pada hari yang telah direncanakan aku menghubungi Ira dan mengatakan pada Ira bahwa hari ini aku akan memperkenalkan temanku kepadanya. "mas, sungguh-sungguh dengan rencana ' threesome' itu ? ", tanya Ira. Aku menjawab " itu soal nanti yang penting kita bertiga ketemu dulu dan tentunya Ira sendiri yang harus memutuskan apakah akan dilanjutkan dengan acara ' threesome ' atau tidak ". "Oke, mas, jemput Ira ditempat biasa jam 11 'ya ", pinta Ira. Jam 10.30 aku bersama Iwan meluncur untuk menjemput Ira. Sesampainya ditujuan, begitu Iwan melihat Ira, Iwan berkomentar " Gila tu binor (bini orang) keren banget, mengapa baru sekarang 'man gue dikenalin ". Aku kenalkan Iwan pada Ira, dan kita bertiga, Ira duduk didepan disamping aku, meluncur ke arah utara kota Jakarta. Selama diperjalanan Iwan secara aktif membuka pembicaraan dengan Ira untuk membuat suasana lebih akrab lagi antara dia dengan Ira. Tujuanku adalah sebuah motel didaerah Pluit yang bernama PT, di motel ini selain kamarnya bagus juga makanannya enak-enak. Makan siang dilakukan di dalam kamar, dan selesai makan siang dilanjutkan dengan nonton laser disc sambil ngobrol-ngobrol. Pada waktu Ira selesai dari kamar mandi, dekat pintu kamar mandi aku sempat bertanya kembali kepada Ira apakah Ira mau lanjut dengan acara ' threesome ' atau Ira merasa tidak cocok dengan Iwan. Ira menjawab " Iwan ganteng mas, dan untuk acara .......... ", Ira diam, dan hanya tersenyum penuh arti kepadaku. Aku dapat menangkap isyaratnya. Ira mau untuk mencoba ' threesome ' tetapi malu untuk mengatakannya. Kembali kekamar tidur, Ira duduk di-sofa disamping Iwan, dan aku duduk disebelah kanan Ira. Posisi duduk di-sofa itu menjadi Ira duduk ditengah diapit oleh aku disebelah kanan dan Iwan disebelah kirinya. Film yang diputar melalui laser disc cukup seru, sebuah film drama percintaan dengan diselingi adegan-adegan ranjang yang halus tetapi cukup merangsang. Obrolan diantara kita bertiga semakin hidup, dan kelihatan kekakuan Ira dengan kehadiran Iwan sebagai kenalan barunya sudah mulai hilang. Aku berpikir bahwa kini sudah saatnya untuk aku memulai berinisiatif "menyerang" Ira. Tanganku mulai mengelus paha putih Ira, Ira melirik kepadaku dan tersenyum cantik sekali. Elusan-elusan tanganku di atas paha putih Ira terus kulakukan yang dengan sekali-kali sengaja tanganku menyusup lebih tinggi lagi mendekati pangkal paha Ira. Hal itu aku lakukan dengan mataku tetap menatap layar tv, dan sekali-kali aku mencuri pandang melihat kepada Iwan. Sampai tahap ini Iwan masih belum bereaksi, pandangannya tetap mengikuti film yang tertayang di tv. Rok mini Ira makin tersingkap, dan tanganku dengan leluasanya merambah dan mengelus naik turun sampai kesekitar pangkal pahanya, Ira mulai sering menggelinjang menahan rangsangan akibat dari apa yang aku lakukan ini. Kesempatan ini aku pergunakan untuk terus lebih merangsang Ira dengan mulai menyusupkan tangan kananku kedalam blues Ira, pangkal toketnya mulai aku sentuh dan Ira mendesis sambil tetap berusaha mempertahankan posisi dirinya agar tidak semakin doyong bersandar ketubuh Iwan. Tanganku masih belum begitu leluasa untuk meremas dan memainkan toket Ira karena masih terhalang oleh BH yang dipergunakannya. Maka kembali tangan kananku kuturunkan untuk kembali mengelus paha Ira dan kali ini tanganku mulai menyelinap ke balik CD-nya. Ira tersentak menahan rangsangan ketika tanganku menyentuh clit-nya, dan tanpa sadar kepala Ira jatuh didada Iwan. Dengan sigap tangan kiri Iwan menyangga kepala Ira dan tangan kanannya mulai meraba toket Ira. Ira mulai merintih lirih menahan nikmat. Dengan tangan kanannya Iwan mulai melepaskan kancing baju atas Ira satu persatu. Sedangkan aku sendiri makin ganas memilin clit Ira dengan tanganku. Erangan Ira semakin keras, ketika tangan Iwan berhasil menyusup kebalik BH Ira dan mulai meremas toket Ira dengan remasan-remasannya yang mampu membuat Ira sangat terangsang. Goyangan kepala Ira semakin liar, dan dengan tangan kirinya Iwan mengangkat muka Ira keatas sehingga posisi bibir Ira sangat dekat dengan mulut Iwan. Tanpa menunggu lagi, Iwan melumat bibir Ira dengan bernafsunya dan Irapun membalasnya dengan tidak kalah buasnya. Aku angkat kedua kaki Ira keatas pahaku, kemudian kaki kanannya aku sandarkan disandaran sofa. Dengan posisi seperti ini tanganku semakin bebas memainkan clit Ira yang sudah mulai basah. Aku melihat kepada Iwan, ternyata tangan kanannya masih terus meremas-remas toket Ira, dan bibirnya sibuk mengulum bibir Ira. Begitu Iwan melepaskan lumatannya, Ira berteriak " Pindah ke tempat tidur ........ Ira ingin lebih bebas menikmati kalian berdua ". Iwan dan aku bersama-sama mengangkat Ira ketempat tidur. Aku lepaskan rok mini Ira berikut CD-nya sedangkan Iwan melucuti baju dan BH-nya. Ira sekarang telah telanjang bulat dan badan yang putih serta montok itu seakan menantang untuk dirajah oleh aku dan Iwan. Aku lebarkan kaki Ira, sehingga tampak jelas menonjol clit Ira yang merah kecoklatan. Kuturunkan kepalaku untuk mulai melumat dan mengisap clit Ira. "Oh.... oh.... mas, Ira suka banget isepan mas pada clit Ira ", Ira mengerang menahan rasa gairah yang aku berikan. Iwan mulai turut dalam permainan ini, dia menekukan lututnya diantara kepala Ira sehingga posisi kontolnya jatuh tepat di atas mulut Ira. Disodorkan kontolnya mendekati mulut Ira dan aku lihat Ira sempat melihat ke wajah Iwan sambil tersenyum dan langsung mulai menjilati kontol Iwan. Tangan Iwan dengan leluasanya meremas dan memilin toket Ira. Sedangkan aku sendiri terus melumat clit Ira. Sekarang tangan kananku yang memilin clit Ira, sedangkan dua jari tangan kiriku aku masukkan kedalam memeknya. Ira mengelinjang dan menggerak-gerakan pantatnya naik-turun seolah-olah dia sedang ngentot. Aku bertanya kepada Ira " Apakah kamu suka dengan cara kita berdua ini ? ", Ira hanya mampu menjawab dengan cara mengangukkan kepalanya, karena mulutnya masih berusaha untuk dapat mengisap kontol Iwan sampai pada pangkalnya. Kontol Iwan memang besar, kelihatan Ira kesulitan untuk mengisap kontol tersebut sampai kepangkalnya. Aku lihat akhirnya Ira melepaskan isapan atas kontol Iwan dan berkata " Wan, kontol kamu luar biasa gedenya, Ira susah ngisepnya..... ". Aku menimpalinya dengan berkata " tapi kamu suka 'kan sama kontol Iwan ? ", Ira teriak "suka banget, mas" Aku berkata pada Iwan " Wan, sekarang kamu entot Ira dulu supaya dia bisa ngerasain gedenya kontol kamu ". Tanpa menunggu lebih lama lagi Iwan langsung menempelkan kontolnya di bibir memek Ira dan mulai menggesek-gesekannya. Ira merintih menahan nikmat dan aku sendiri sangat terangsang melihat adegan itu. Kontolku berdiri keras sekali tetapi sementara ini aku tetap ingin menjadi penonton dulu. Kontol Iwan agak kesulitan untuk menembus memek Ira. Baru ujung kontolnya masuk Ira sudah menjerit " Wan..... gila.... sakit..... rasanya kaya lagi waktu Ira dulu diperawanin ". Aku memancing fantasi Ira dengan mengatakan " itu bukan Iwan tetapi Dodi ". Pancingan ku berhasil, Ira mendesis sambil merintih " mas Dodi, Ira mau diperawanin 'ya ". Iwan adalah partner aku yang baik dan sudah terbiasa dengan situasi semacam ini dan dia menjawab " Ira sayang mas Dodi 'kan ?,..... biarkan kontol mas Dodi masuk ke memek Ira ". Iwan menekan kontolnya agar dapat masuk lebih dalam lagi. Ira bereaksi dengan berteriak " ach.....achh... sakit mas....pelan-pelan ". Aku melihat dengan jelas bagaimana sulitnya memek Ira untuk menerima kontol Iwan, dan adegan ini membuat aku semakin terangsang, tetapi aku mencoba untuk menahan diri untuk tidak segera berpartisipasi agar tidak kehilangan adegan yang merangsang ini. Ira mengerang " acchhhh....... pedih... mas Dodi ......please fuck me slowly....... ..I like your cock.....so big...acchhh..... . slowly darling ......", separuh dari kontol Iwan berhasil masuk ke memek Ira, dan Ira sendiri berontak liar menahan rasa pedih dan nikmat yang dirasakannya. Aku justru mendorong Iwan agar lebih menancapkan kontolnya di memek Ira dengan berkata " ayo Dod.... fuck her..... Ira minta di-entot sama kontol kamu ", dan akupun bertanya sama Ira " bener 'kan Ir, ......kamu senang 'kan di-entot Dodi........ jawab dong..... kalau tidak nanti Dodi cabut lagi kontolnya dari memek Ira ", Ira berteriak " yessss........ Ira pengen banget kontolnya mas Dodi .....". Mendengar teriakan Ira tersebut, Iwan langsung menekan kontolnya lebih dalam lagi ke memek Ira, dan Ira menjerit " addduuuhhhhh...... so big..... painfull but nice...... fuck me deeply mas Dodi ". Ira meronta-ronta kenikmatan mendapatkan kontol yang jauh lebih besar dari punyaku. Jeritan-jeritan Ira semakin keras, dan badannya meronta liar tak terkendali ketika Iwan membalikkan badan Ira pada posisi doggy style. Iwan sendiri kelihatan begitu bernafsu mengentot Ira dari belakang, dia tidak mengurangi sama sekali genjotan kontolnya kedalam memek Ira meskipun Ira terus merintih antara sakit dan nikmat. Aku sudah tidak tahan lagi melihat adegan semacam itu, segera aku berdiri didepan kepala Ira dengan posisi kaki yang kurentangkan sehingga kepala Ira berada diselangkanganku. Aku sodorkan kontolku kemulut Ira untuk dijilati dan diisapnya. Ira sudah diluar kendali, "mas Dodi....... ini kontol siapa laag .........", belum selesai Ira berkata, kontolku sudah masuk dimulut Ira dan Ira dengan bernafsunya menjilati dan mengisap kontolku. Hentakan kontol Iwan dari belakang membuat Ira lebih tidak terkendali lagi di dalam mengisap kontolku sehingga rasa nikmat yang aku rasakan sulit untuk diungkapkan. Ira melepaskan isapannya atas kontol aku, dan mengerang serta berteriak keras sekali "...... mas Dodi......... Ira coming........... Ira engga tahan lagi..... addduhhhhh ohhhhh.... so nice....... ", badannya sejenak bergetar liar....... dan kemudian melorot rebah seperti tidak berdaya menahan rasa nikmat yang baru saja diperolehnya. Iwan menarik kontolnya dari memek Ira secara perlahan-lahan diiringi dengan lirihan Ira " aaaduuuhhhh ..... nikmat sekali.......". Untuk beberapa saat kita bertiga tidak ada yang bersuara. Keheningan terpecahkan ketika Ira berkata " sorry 'ya 'Wan, tadi Ira teriak manggil-manggil nama mas Dodi ..... abis waktu kontol mas Iwan mau masuk ke memek Ira, rasa sakit dan pedihnya sama banget sewaktu Ira diperawanin oleh mas Dodi .... jadi Ira inget dia..... ". " yang penting buat mas Iwan, Ira puas dan justru sewaktu Ira mulai menyebut-nyebut nama mas Dodi, mas Iwan semakin terangsang karena ngebayangin diri mas Iwan sebagai Dodi yang lagi merawanin Ira ", jawab Iwan. Ira melirik ke Iwan dan sambil loncat kekamar mandi Ira berkata " giliran kalian berdua 'ya untuk coming ......be back soon ". Keluar dari kamar mandi, Ira berdiri menghadap kekaca rias sambil menyisir rambutnya. Aku harus mengakuinya bahwa postur tubuh Ira memang indah, putih dengan bentuk buah dada yang tegak menantang. Dalam posisi Ira masih berdiri menghadap kaca, aku sudah berdiri memeluknya dari belakang, secara perlahan kutelusuri tengkuknya dengan bibirku. Ira menggelinjang geli. Ciuman-ciuman kecil terus aku lakukan disekitar tengkuknya sambil tanganku dengan halusnya mulai mengelus buah dadanya. Tampak dikaca Ira berusaha untuk tidak memejamkan matanya, Ira berusaha untuk dapat melihat buah dadanya di-elus dan diremas oleh kedua tanganku. Ira kelihatannya menikmati sekali adegan ini. " 'Wan, .... lets joint with us ...... ", ajakku. Iwan beranjak dari tempat tidur dan langsung berjongkok diantara kaki Ira menghadap ke clit-nya Ira. Iwan mulai memainkan lidahnya menjilati sekitar bibir memek Ira, dan Ira tetap bertahan untuk terus menatap ke kaca . Tangan Ira memegang rambut Iwan, dan kepala Iwan digoyang-goyangkannya seolah-olah Ira menuntun lidah Iwan agar jilatannya jatuh ditempat yang diinginkannya. Nafas Ira memburu, desahan rasa nikmat yang dialaminya mulai terdengar " ..... ohhh ....acchhhh shhhhhn..... adduhhhh...... ". Tanganku masih terus meremas dan memilin puting toket Ira. " Ir, lihat dikaca, ..... lihat...clit kamu lagi di-isap dan dijilati Iwan, dan toket kamu sedang mas remas-remas.....lihat....." , bisikku. Ira menatap kaca dan merintih lirih " ....... keep on doing....... Ira suka baaangeeet....... enak.....". Aku basahi dengan ludah jari telunjukku, dan secara perlahan-lahan kutusukan kedalam anus Ira. Ira meronta, dan sambil tetap memegangi rambut Iwan untuk supaya tetap menjilati clit-nya, Ira mulai menggoyangkan pantatnya dengan maksud agar jariku dapat masuk lebih dalam lagi di anusnya. Ira sudah lepas kendali, berteriak dan meronta menuntut yang lebih dari yang sedang dirasakannya saat ini. Aku basahi sekitar anus Ira dengan ludahku demikian pula kontolku. Perlahan tapi pasti, kontolku aku tekan ke anusnya, Ira menjerit ketika kontolku berhasil masuk ke anusnya. Dengan posisi berdiri, Iwan mulai berusaha untuk memasukkan kontolnya ke memek Ira. Tekanan-tekanan kontol Iwan yang berusaha untuk masuk ke memek Ira, secara tidak langsung menekan lebih dalam lagi kontolku terbenam di memek Ira, rasanya luar biasa nikmat. Kontol Iwan berhasil masuk ke memek Ira dan gerakan Ira semakin tidak terkendali karena setiap tekanan yang aku lakukan membuat kontol Iwan masuk semakin dalam, demikian sebaliknya kalau Iwan yang melakukan tekanan. Rintihan, teriakan dan gerakan Ira luar biasa sekali, Ira benar-benar menikmatinya. Ira merintih, " ohhhhhhhhhh, I'm coming again...... shhhhehhhhh,...aaddduuuuhhhh, aaacchhh ..." , melihat Ira meronta-ronta aku tidak tahan lagi, aku tekan dengan dalam kontolku di anus Ira, diam tanpa gerakan untuk dapat merasakan sepenuhnya jepitan anus Ira di kontolku akibat kontraksinya lubang anus Ira. " ooohhhh...Ira....... mas mau keluar....... auuuuccchhhh..... shhhiiiiittttt....... I'm coming ...Ira ", teriakku sambil meremas kencang toket Ira. Kudekap Ira dengan kedua lenganku, sedangkan Iwan dengan ritme yang pelan tetap masih mengentot Ira, Ira sudah tidak mampu lagi untuk membuka matanya, bibirnya terkatup menahan rasa nikmat. Perlahan-lahan kucabut kontolku dari anus Ira dan membiarkan Iwan sambil berdiri meneruskan mengentot Ira Aku duduk di-sofa memperhatikan mereka berdua ngentot. Iwan mengangkat Ira ketempat tidur, dengan posisi kaki Ira terjuntai kelantai, Iwan berusaha untuk memasukkan kontolnya lagi ke memek Ira. Kontol Iwan yang begitu gede berhasil masuk separuhnya ke memek Ira, dan Ira pasrah menerimanya ketika Iwan menekankan kontolnya sampai masuk seluruhnya. "adduhhhhh.... ", hanya itu yang dapat diucapkan Ira. Gerakan Iwan dalam ngentot Ira tetap stabil, perlahan, tetapi setiap menekan Iwan selalu menekan kontolnya sampai masuk semuanya. Reaksi dari entotan Iwan ternyata luar biasa sekali, setiap Iwan menekankan kontolnya Ira pasti merintih " mas Iwannnn.... ampun.....ampun mas........ Ira puas bangeeetttt-bangeeettt ", tanpa sadar kontolku berdiri lagi tetapi aku merasa kasihan kepada Ira kalau harus menangani kontolku lagi. Aku mendekat kepada Ira dan dengan halus ku-usap dan kuremas-remas buah dadanya. Remasan-remasan yang aku lakukan membuat Ira makin merintih, dan rintihan Ira yang semakin keras tersebut merangsang Iwan untuk lebih mempercepat entotannya. "mas Iwan...... Ira ampun....... Ira mau keluar lagi.......aaacchhhhhhhhh ........Ira keluar..... oocchhhhhh ", teriak Ira, dan bersamaan dengan teriakan Ira tersebut kulihat Iwan memperlambat entotannya dan menanamkan seluruh kontolnya dalam-dalam ke memek Ira sambil berteriak " Irrrrrr, mas ... mau keluar.... accchhh adduhhhhhhh ", badan Iwan meregang tegang menahan nikmat dan beberapa saat kemudian merebahkan badannya memeluk Ira sambil mencium bibir Ira dengan mesranya. Ira tidak bersuara,demikian pula Iwan dan aku, kita masing-masing jalan dengan pikiran dan lamunannya sendiri-sendiri. Jam 19.00 kita bertiga meninggalkan motel PT, ditengah jalan Ira berkata " ...mas Iwan kotolnya 'ko bisa gede begitu sih..... rasanya sampai sekarang masih mengganjal saja di memek Ira ". Iwan hanya tertawa dan sambil berseloroh menjawab " kamu salah Ir, yang gede bukan kontol mas Iwan... tapi memek kamu yang terlalu sempit ", kita bertiga tertawa lepas dan sepakat untuk melakukannya lagi .......... next time

Ngenton bos berkontol gede

Nikmatnya memek dientot boss kontol gede sampe orgasme

Kantor sudah sepi karena memang sudah lewat
waktu karyawan pulang. “Nes, kamu nginep aja
malem ini, besok baru kembali”, katanya. “Ines
gak dikasi uang untuk nginep karena harus
pulang hari, tadi perginya dianter tapi pulangnya
harus cari kendaraan sendiri”, jawabku. “Kalo
ongkos nginep gak udah dipikirin, nantu aku
yang bayarin, besok nanti kamu dianter pulang
sama kendaraan cabang yang mau ke jakarta”,
katanya lagi. “Terus Ines nginep semalem mau
ngapain pak, apalagi Ines sendiri, kan bete gak
ada temennya”, jawabku, aku sudah menduga
kemana arah pembicaraannya. “Gimana kalo
aku yang nemenin kamu malem ini. Aku
denger, meeting yang lalu kamu dateng sama
oom oom ya, dua orang lagi”, Lanjutnya. “Kok
bapak tau sih”, jawabku, kayanya dia mau
minta servis nikmat dari aku. “Ya, aku kan
punya mata dan telinga dimana2 Nes, jadi
taulah kalo kamu bawa oom2 itu nginep, mau
ya nginep sama aku”, rayunya. “Nginep sama
bapak, emangnya kita mau ngapain”, kataku
pura2 tidak tau maksudnya. “Kamu pake pura2
gak tau lagi, kalo nginep sama kamu ya ngapain
lagi kalo gak ngentot. Aku napsu liat kamu Nes,
aku pengen ngentot sama kamu, mau ya”,
katanya to the point, maksa lagi.”Emangnya
bapak mau bawa Ines nginep dimana, baik2
ketauan yang lain lo pak, kan mata dan telinga
mereka juga ada dimana2″, kataku menirukan
perkataannya. “Beres lah soal itu, aku ada
tempat yang cukup tersembunyi, aman dari
mata dan telinga yang lain, kamu mau ya”,
jawabnya mencoba meyakinkan aku. Aku
akhirnya menggangguk saja. “Tapi Ines gak
bawa baju ganti pak, rencananya pulang hari
sih”, kataku lagi. “Kita beli pakaian ganti deh,
sebenarnya untuk malem ini kan kamu gak
perlu pakaian Nes”, jawabnya sambil
tersenyum. Dia mengajak aku ke toko untuk
membeli pakaian. Aku membeli pakaian untuk
pulang besok. Kemudian kita pergi makan
malam, dari situ baru meluncur ke hotel yang
dia maksud. Tempatnya dipinggir kota sehingga
daerahnya sepi. Hotelnya memang tidak
nampak seperti hotel dari luar. “Ini motel ya
pak”, tanyaku. “Bukan Nes, hotel tapi lokasinya
tersembunyi dari keramaian”, jawabnya. Dia
langsung masuk ke garasi dan petugas segera
menutup rolling door garasinya. “Aku sudah
book satu kamar Nes untuk kita malem ini”,
katanya sambil keluar dari mobil. Aku
mengikutinya sambil membawa tas yang berisi
pakaian yang baru dibeli dan tas kerjaku.
Kita duduk di sofa, dia mengambilkan minuman
dan menyalakan TV. Kami tak banyak bicara
karena perhatian tertuju ke tv, tapi aku
berdebar2 menunggu apa yang akan terjadi.
Akhirnya dia pindah duduk di sampingku,
menghadapkan tubuhnya ke arahku. “Yang,
kamu sudah tahu maksudku kan?” katanya lirih
di telingaku. Merinding aku mendengarnya
memanggil aku yang, dan aku hanya
mengangguk. “Ya pak, Ines tahu, bapak ,,,”
belum selesai aku menjawab, kurasakan
bibirnya sudah menyentuh leherku, terus
menyusur ke pipiku. Tubuhnya bergeser
merapat, bibirku dilumatnya dengan lembut.
Ternyata dicium pria bibir tebal nikmat sekali,
aku bisa mengulum bibirnya lebih kuat dan
ketebalan bibirnya memenuhi mulutku. Sedang
kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku,
kurasakan tangan besarnya membuka kancing
bajuku dan kemudian menyelusup kedalam dan
meremas lembut toketku yang masih
terbungkus bra. Ohh.., toketku ternyata
tercakup seluruhnya dalam tangannya. Dan aku
rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak
napsuku, padahal baru awal pemanasan.
Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya,
sambil melepaskan bajuku, leherku dikecup,
dijilat kadang digigit lembut. Sambil tangannya
terus meremas-remas toketku. Kemudian
tangannya menjalar ke punggungku dan
melepas kaitan bra ku sehingga toketku bebas
dari penutup. Bibirnya terus menelusur di
permukaan kulitku. Dan mulai pentil kiriku
tersentuh
lidahnya dan dihisap. Terus pindah ke pentil
kanan. Kadang-kadang seolah seluruh toketku
akan dihisap. Dan tangan satunya mulai turun
dan memainkan puserku, terasa geli tapi
nikmat, napsuku makin berkobar karena elusan
tangannya. Kemudian tangannya turun lagi dan
menjamah selangkanganku. Memekku yang
pasti sudah basah sekali. Lama hal itu
dilakukannya sampai akhirnya dia kemudian
membuka ristsluiting celana ku dan menarik
celanaku ke bawah, Tinggalah CD miniku ku
yang tipis yang memperlihatkan jembutku yang
lebat, saking lebatnya jembutku muncul di kiri
kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.
Jembutku lebih terlihat jelas karena CD ku sudah
basah karena cairan memekku yang sudah
banjir. Dibelainya celah memekku dengan
perlahan. Sesekali jarinya menyentuh itilku
karena ketika dielus pahaku otomatis
mengangkang agar dia bisa mengakses daerah
memekku dengan leluasa. Bergetar semua
rasanya tubuhku, kemudian CD ku yang sudah
basah itu dilepaskannya. Aku mengangkat
pantatku agar dia bisa melepas pembungkus
tubuhku yang terakhir. Jarinya mulai sengaja
memainkan itil-ku. Dan akhirnya jari besar itu
masuk ke dalam memekku. Oh, nikmatnya,
bibirnya terus bergantian menjilati pentil kiri dan
kanan dan sesekali dihisap dan terus menjalar
ke perutku. Dan akhirnya sampailah ke
memekku. Kali ini diciumnya jembutku yang
lebat dan aku rasakan bibir memekku dibuka
dengan dua jari. Dan akhirnya kembali
memekku dibuat mainan oleh bibirnya, kadang
bibirnya dihisap, kadang itilku, namun yang
membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya
masuk di antara kedua bibir memekku sambil
menghisap itilku. Dia benar benar mahir
memainkan memekku. Hanya dalam beberapa
menit aku benar-benar tak tahan. Dan.. Aku
mengejang dan dengan sekuatnya aku berteriak
sambil mengangkat pantatku supaya
merapatkan itilku dengan mulutnya, kuremas-
remas rambutnya. Dia terus mencumbu
memekku, rasanya belum puas dia memainkan
memekku hingga napsuku bangkit kembali
dengan cepat.
“Pak, Ines sudah pengen dientot.” kataku
memohon sambil kubuka pahaku lebih lebar.
Dia pun bangkit, mengangkat badanku yang
sudah lemes dan dibawanya ke ranjang. Aku
dibaringkan di ranjang dan dia mulai membuka
bajunya, kemudian celananya. Aku terkejut
melihat kontolnya yang besar dan panjang
nongol dari bagian atas CDnya. Kemudian dia
juga melepas CD nya. Sementara itu aku
dengan berdebar terbaring menunggu dengan
semakin berharap. Kontolnya yang besar dan
panjang dan sudah maksimal ngacengnya,
tegak hampir menempel ke perut. Aku
merinding apakah muat kontol segitu besarnya
di memekku. Dan saat dia pelan-pelan
menindihku, aku membuka pahaku makin
lebar, rasanya tidak sabar memekku menunggu
masuknya kontol extra gede itu. Aku pejamkan
mata. Dia mulai mendekapku sambil terus
mencium bibirku, kurasakan bibir memekku
mulai tersentuh ujung kontolnya. Sebentar
diusap-usapkan dan pelan sekali mulai
kurasakan bibir memekku terdesak
menyamping. Terdesak kontol besar itu. Ohh,
benar benar kurasakan penuh dan sesak liang
memekku dimasuki kontolnya. Aku menahan
nafas. Dan nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan
sekali terus masuk kontolnya. Aku mendesah
tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya.
Terus.. Terus.. Akhirnya ujung kontol itu
menyentuh bagian dalam memekku, maka
secara refleks kurapatkan pahaku, tapi betapa
aku terkejut. Ternyata sangat mengganjal sekali
rasanya, besar, keras dan panjang. Dia terus
menciumi bibir dan leherku. Dan tangannya tak
henti-henti meremas-remas toketku. Tapi
konsentrasi kenikmatanku tetap pada kontol
besar yang mulai dienjotkan halus dan pelan.
Mungkin dia menyadarinya, supaya aku tidak
kesakitan. Aku benar benar cepat terbawa ke
puncak nikmat yang belum pernah kualami.
Nafasku cepat sekali memburu, terengah-
engah. Aku benar benar merasakan nikmat luar
biasa merasakan gerakan kontol besar itu. Maka
hanya dalam waktu yang singkat aku makin tak
tahan. Dan dia tahu bahwa aku semakin hanyut.
Maka makin gencar dia melumat bibirku,
leherku dan remasan tangannya di toketku
makin kuat. Dengan tusukan kontolnya yang
agak kuat dan dipepetnya itilku dengan
menggoyang goyangnya, aku menggelepar,
tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram
kuat-kuat sekenanya. Memekku menegang,
berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat,
benar-benar puncak kenikmatan yang belum
pernah kualami. Ohh, aku benar benar
menerima kenikmatan yang luar biasa. Aku tak
ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan
kenikmatan. “Paaak, Ines nyampe paak”, Aku
sendiri terkejut atas teriakkan kuatku. Setelah
selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas.
Setelah dua kali aku nyampe dalam waktu relatif
singkat, namun terasa nyaman sekali, Dia
membelai rambutku yang basah keringat.
Kubuka mataku, Dia tersenyum dan
menciumku lembut sekali, tak henti hentinya
toketku diremas-remas pelan.
Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat
bibirku kuat dan diteruskan ke leher serta
tangannya meremas-remas toketku lebih kuat.
Napsuku naik lagi dengan cepat, saat kembali
dia mengenjotkan kontolnya semakin cepat.
Uhh, sekali lagi aku nyampe, yang hanya selang
beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih
keras lagi. Dia terus mengenjotkan kontolnya
dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya
menengadah. Satu tangannya mencengkeram
lenganku dan satunya menekan toketku. Aku
makin meronta-ronta tak karuan. Puncak
kenikmatan diikuti semburan peju yang kuat di
dalam memekku, menyembur berulang kali.
Oh, terasa banyak sekali peju kental dan hangat
menyembur dan memenuhi memekku, hangat
sekali dan terasa sekali peju yang keluar seolah
menyembur seperti air yang memancar kuat.
Setelah selesai, dia memiringkan tubuhnya dan
tangannya tetap meremas lembut toketku
sambil mencium wajahku. Aku senang dengan
perlakuannya terhadapku.
“Yang, kamu luar biasa, memekmu peret dan
nikmat sekali”, pujinya sambil membelai
dadaku. “Bapak juga hebat. Bisa membuat Ines
nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Ines bisa
nyampe dan merasakan kontol raksasa. Hihi..”
“Jadi kamu suka dengan kontolku?” godanya
sambil menggerakkan kontolnya dan membelai
belai wajahku. “Ya pak, kontol Bapak nikmat,
besar , panjang dan keras banget” jawabku
jujur. Dia memang sangat pandai
memperlakukan wanita. Dia tidak langsung
mencabut kontolnya, tapi malah mengajak
mengobrol sembari kontolnya makin mengecil.
Dan tak henti-hentinya dia menciumku,
membelai rambutku dan paling suka membelai
toketku. Aku merasakan pejunya yang
bercampur dengan cairan memekku mengalir
keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling
membelai, pelan-pelan kontol yang telah
menghantarkan aku ke awang awang itu
dicabut sambil dia menciumku lembut sekali.
Benar benar aku terbuai dengan perlakuannya.
Dia kemudian memutar lagu classic sehingga
tertidurlah aku dalam pelukannya, merasa
nyaman dan benar-benar aku terpuaskan dan
merasakan apa yang selama ini hanya
kubayangkan saja.
Aku bangun masih dalam pelukannya. Katanya
aku tidur nyenyak sekali, sambil membelai
rambutku. Kurang lebih setengah jam kami
berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku
mandi. Dibimbingnya aku ke kamar mandi, saat
berjalan rasanya masih ada yang mengganjal
memekku dan ternyata masih ada peju yang
mengalir di pahaku, mungkin saking banyaknya
dia mengecretkan pejunya di dalam memekku.
Dalam bathtub yang berisi air hangat, aku
duduk di atas pahanya. Dia mengusap-usap
menyabuni punggungku, dan akupun
menyabuni punggungnya. Dia memelukku
sangat erat hingga dadanya menekan toketku.
Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga
pentilku bergesekan dengan dadanya yang
berbulu dan dipenuhi busa sabun. Pentilku
semakin mengeras. Pangkal pahaku yang
terendam air hangat tersenggol2 kontolnya. Hal
itu menyebabkan napsuku mulai berkobar
kembali. Aku di tariknya sehingga menempel
lebih erat ke tubuhnya. Dia menyabuni
punggungku. Sambil mengusap-usapkan busa
sabun, tangannya terus menyusur hingga
tenggelam ke dalam air. Dia mengusap-usap
pantatku dan diremasnya. Kontolnya pun mulai
ngaceng ketika menyentuh memekku. Terasa
bibir luar memekku bergesekan dengan
kontolnya. Dengan usapan lembut, tapak
tangannya terus menyusuri pantatku. Dia
mengusap beberapa kali hingga ujung jarinya
menyentuh lipatan daging antara lubang pantat
dan memekku. “Bapak nakal!” desahku sambil
menggeliat mengangkat pinggulku. Walau
tengkukku basah, aku merasa bulu roma di
tengkukku meremang akibat nikmat dan geli
yang mengalir dari memekku. Aku
menggeliatkan pinggulku. Ia mengecup leherku
berulang kali sambil menyentuh bagian bawah
bibir memekku. Tak lama kemudian, tangannya
semakin jauh menyusur hingga akhirnya
kurasakan lipatan bibir luar memekku diusap-
usap. Dia berulang kali mengecup leherku.
Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit
dengan gemas. ”Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..”
rintihku berulang kali. Lalu aku bangkit dari
pangkuannya. Aku tak ingin nyampe hanya
karena jari yang terasa kesat di memekku. Tapi
ketika berdiri, kedua lututku terasa goyah.
Dengan cepat dia pun bangkit berdiri dan segera
membalikkan tubuhku. Dia tak ingin aku
terjatuh. Dia menyangga punggungku dengan
dadanya. Lalu diusapkannya kembali cairan
sabun ke perutku. Dia menggerakkan
tangannya keatas, meremas dengan lembut
kedua toketku dan pentil ku dijepit2 dengan
jempol dan telunjuknya. Pentil kiri dan kanan
diremas bersamaan. Lalu dia mengusap
semakin ke atas dan berhenti di leherku. “Pak,
lama amat menyabuninya” rintihku sambil
menggeliatkan pinggulku. Aku merasakan
kontolnya semakin keras dan besar. Hal itu
dapat kurasakan karena kontolnya makin dalam
terselip di pantatku. Tangan kiriku segera
meluncur ke bawah, lalu meremas biji pelernya
dengan gemas. Dia menggerakkan telapak
kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat dia
mengusap usap jembut lebatku, lalu mengusap
memekku berulang kali. Jari tengahnya terselip
di antara kedua bibir luar memekku. Dia
mengusap berulang kali. Itilku pun menjadi
sasaran usapannya. “Aarrgghh..!” rintihku ketika
merasakan kontolnya makin kuat menekan
pantatku. Aku merasa lendir membanjiri
memekku.Aku jongkok agar memekku
terendam ke dalam air. Kubersihkan celah
diantara bibir memekku dengan mengusapkan
2 jariku.
Ketika menengadah kulihat kontolnya telah
berada persis didepanku. Kontolnya telah
ngaceng berat. “Pak, kuat banget sih bapak,
baru aja ngecret di memek Ines sekarang sudah
ngaceng lagi”, kataku sambil meremas
kontolnya, lalu kuarahkan ke mulutku. Kukecup
ujung kepala kontolnya. Tubuhnya bergetar
menahan nikmat ketika aku menjilati kepala
kontolnya. Dia meraih bahuku karena tak
sanggup lagi menahan napsunya. Setelah
berdiri, kaki kiriku diangkat dan letakkan di
pinggir bath tub. Aku dibuatnya menungging
sambil memegang dinding di depanku dan dia
menyelipkan kepala kontolnya ke celah di antara
bibir memekku. ”Argh, aarrgghh..,!” rintihku.
Dia menarik kontolnya perlahan-lahan,
kemudian mendorongnya kembali perlahan-
lahan pula. Bibir luar memekku ikut terdorong
bersama kontolnya. Perlahan-lahan menarik
kembali kontolnya sambil berkata “Enak yang?”
“”Enaak banget pak”, jawabku!” Dia
menenjotkan kontolnya dengan cepat sambil
meremas bongkah pantat ku dan tangan
satunya meremas toketku. “Aarrgghh..!”
rintihku ketika kurasakan kontolnya kembali
menghunjam memekku. Aku terpaksa berjinjit
karena kontol itu terasa seolah membelah
memekku karena besarnya. Terasa memekku
sesek kemasukan kontol besar dan panjang itu.
Kedua tangannya dengan erat mememegang
pinggulku dan dia mengenjotkan kontolnya
keluar masuk dengan cepat dan keras.
Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal
pahanya berbenturan dengan pantatku.
“Aarrgghh.., aarrgghh..!Pak.., Ines nyampe..!”
Aku lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian
kalinya.Rupanya dia juga tidak dapat menahan
pejunya lebih lama lagi. “Aarrgghh.., Yang”,
kata nya sambil menghunjamkan kontolnya
sedalam-dalamnya. “Pak.., sstt, sstt..” kataku
karena berulangkali ketika merasa tembakan
pejunya dimemekku. “Aarrgghh.., Yang,
enaknya!” bisiknya ditelingaku. “Pak.., sstt..,
sstt..! Nikmat sekali ya dientot Bapak”, jawabku
karena nikmatnya nyampe. Dia masih
mencengkeram pantatku sementara kontolnya
masih nancep dimemekku. Beberapa saat kami
diam di tempat dengan kontolnya yang masih
menancap di memekku. Kemudian Dia
membimbingku ke shower,menyalakan air
hangat dan kami berpelukan mesra dibawah
kucuran air hangat.
Setelah selesai dia keluar duluan, sedang aku
masih menikmati shower. Selesai dengan
rambut yang masih basah dan masih
bertelanjang bulat, aku keluar dari kamar mandi.
Ternyata Dia sudah menyiapkan makan siang
berupa sandwich dan kentang goreng yang
dibelinya tadi lengkap dengan soft drink dingin
di meja dekat sofa. Aku dipersilakan minum dan
makan sambil mengobrol, makan siang dan
diiringi lagu lembut. Walaupun sudah makan
malam, tapi dikerjain si bapak membuatku laper
lagi, rupanya enersiku terkuras habis. Setelah
aku makan, dia lalu memintaku duduk di
pangkuannya. Aku menurut saja. Terasa kecil
sekali tubuhku. Sambil mengobrol, aku dimanja
dengan belaiannya. Diraihnya daguku, dan
diciumnya bibirku dengan hangatnya, aku
mengimbangi ciumannya. Dan selanjutnya
kurasakan tangannya mulai meremas-remas
lembut toketku, kemudian tangannya
menelusuri antara dada dan pahaku. Nikmat
sekali rasanya, tapi aku sadar bahwa sesuatu
yang aku duduki terasa mulai agak mengeras.
Ohh, langsung aku bangkit. Aku bersimpuh di
depannya dan ternyata kontolnya sudah mulai
ngaceng, walau masih belum begitu mengeras.
Kepala kontolnya sudah mulai sedikit mencuat
keluar dari kulupnya lalu ku raih, ku belai dan
kulupnya kututupkan lagi. Aku suka melihatnya
dan sebelum penuh ngacengnya langsung aku
kulum kontolnya. Aku memainkan kulup kontol
yang tebal dengan lidahku. Kutarik kulup ke
ujung, membuat kepala kontolnya tertutup
kulupnya dan segera kukulum, kumainkan
kulupnya dengan lidahku dan kuselipkan lidahku
ke dalam kulupnya sambil lidahku berputar
masuk di antara kulup dan kepala kontolnya.
Enak rasanya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab
dengan cepatnya kontolnya makin
membengkak dan dia mulai menggeliat dan
berdesis menahan kenikmatan permainan
lidahku dan membuat mulutku semakin penuh.
“Pak hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut
yuk pak”, kataku yang juga sudah terangsang.
Rupanya dia makin tak tahan menerima
rangsangan lidahku. Maka aku ditarik dan diajak
ke tempat tidur. Dia menghidupkan lampu sorot
di atas tempat tidur. Sebenarnya aku agak malu,
tapi sudahlah, paling dia juga ingin melihat
dengan jelas memekku. Dan ternyata benar,
kakiku ditahannya sambil tersenyum, diteruskan
dengan membuka kakiku dan dia langsung
menelungkup di antara pahaku. “Aku suka
melihat memek kamu yang” ujarnya sambil
membelai bulu jembutku yang lebat.
“Mengapa?” “Sebab jembutmu lebat dan cewek
yang jembutnya lebat napsunya besar, kalau
dientot jadi binal seperti kamu, juga tebal
bibirnya”. Aku merasakan dia terus membelai
jembutku dan bibir memekku. Kadang-kadang
dicubit pelan, ditarik-tarik seperti mainan. Aku
suka memekku dimainkan berlama-lama, aku
terkadang melirik apa yang dilakukannya.
Seterusnya dengan dua jarinya membuka bibir
memekku, aku makin terangsang dan aku
merasakan makin banyak keluar cairan dari
memekku. Dia terus memainkan memekku
seolah tak puas-puas memperhatikan
memekku, kadang kadang disentuh sedikit itil-
ku, membuat aku penasaran. Tak sadar
pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa
penasaran. Maka saat aku mengangkat
pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya.
Terasa dia menghisap lubang memekku yang
sudah penuh cairan. Lidahnya ikut menari
kesana kemari menjelajah seluruh lekuk
memekku, dan saat dihisapnya itil-ku dengan
ujung lidahnya, cepat sekali menggelitik ujung
itil-ku, benar benar aku tersentak. Terkejut
kenikmatan, membuat aku tak sadar berteriak..
“Aauuhh!!”. Benar benar hebat dia
merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi.
“Ayo dong pak, Ines pingin dientot lagi” ujarku
sambil menarik bantal.
Dia langsung menempatkan tubuhnya makin ke
atas dan mengarahkan kontol gedenya ke arah
memekku. Aku masih sempat melirik saat dia
memegang kontolnya untuk diarahkan dan
diselipkan di antara bibir memekku. Kembali aku
berdebar karena berharap. Dan saat kepala
kontolnya telah menyentuh di antara bibir
memekku, aku menahan nafas untuk
menikmatinya. Dan dilepasnya dari pegangan
saat kepala kontolnya mulai menyelinap di
antara bibir memekku dan menyelusup lubang
memekku hingga aku berdebar nikmat. Pelan-
pelan ditekannya dan dia mulai mencium
bibirku lembut. Kali ini aku lebih dapat
menikmatinya. Makin ke dalam.. Oh, nikmat
sekali. Kurapatkan pahaku supaya kontolnya
tidak terlalu masuk ke dalam. Dia langsung
menjepit kedua pahaku hingga terasa sekali
kontolnya menekan dinding memekku.
Kontolnya semakin masuk. Belum semuanya
masuk, Dia menarik kembali seolah akan
dicabut hingga tak sadar pinggulku naik
mencegahnya agar tidak lepas. Beberapa kali
dilakukannya sampai akhirnya aku penasaran
dan berteriak-teriak sendiri. Setelah dia puas
menggodaku, tiba tiba dengan hentakan agak
keras, dipercepat gerakan mengenjotnya hingga
aku kewalahan. Dan dengan hentakan keras
serta digoyang goyangkan, tangan satunya
meremas toketku, bibirnya dahsyat menciumi
leherku. Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Dan
sampailah aku kepuncak. Tak tahan aku
berteriak, terus Dia menyerangku dengan
dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku
melewati puncak kenikmatan. Lama sekali. Tak
kuat aku meneruskannya. Aku memohon, tak
kuat menerima rangsangan lagi, benar benar
terkuras tenagaku dengan orgasme
berkepanjangan. Akhirnya dia pelan-pelan
mengakhiri serangan dahsyatnya. Aku terkulai
lemas sekali, keringatku bercucuran. Hampir
pingsan aku menerima kenikmatan yang
berkepanjangan. Benar-benar aku tidak
menyesal ngentot dengan dia, dia memang
benar-benar hebat dan mahir dalam ngentot,
dia dapat mengolah tubuhku menuju
kenikmatan yang tiada tara.
Lamunanku lepas saat pahanya mulai kembali
menjepit kedua pahaku dan dirapatkan,
tubuhnya menindihku serta leherku kembali
dicumbu. Kupeluk tubuhnya yang besar dan
tangannya kembali meremas toketku. Pelan-
pelan mulai dienjotkan kontolnya. Kali ini aku
ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yang
terjadi di seluruh bagian tubuhku. Tangannya
terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya
yang berbulu merangsang dadaku setiap kali
bergeseran mengenai pentilku. Dan kontolnya
dipompakan dengan sepenuh perasaan, lembut
sekali, bibirnya menjelajah leher dan bibirku.
Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yang
semula lemas, mulai terbakar lagi. Aku
berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk
cukup kuat, hanya tanganku yang mulai
menggapai apa saja yang kudapat. Dia makin
meningkatkan cumbuannya dan memompakan
kontolnya makin cepat. Gesekan di dinding
memekku makin terasa. Dan kenikmatan makin
memuncak. Maka kali ini leherku digigitnya agak
kuat dan dimasukkan seluruh batang kontolnya
serta digoyang-goyang untuk meningkatkan
rangsangan di itil-ku. Maka jebol lah bendungan,
aku mencapai puncak kembali. Kali ini terasa
lain, tidak liar seperti tadi. Puncak kenikmatan ini
terasa nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba
dia dengan cepat mengenjot lagi. Kembali aku
berteriak sekuatku menikmati ledakan orgasme
yang lebih kuat, aku meronta sekenaku. Gila,
batinku, dia benar-benar membuat aku
kewalahan. Kugigit pundaknya saat aku dihujani
dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat.
Sesaat dia menurunkan gerakannya, tapi saat itu
dibaliknya tubuhku hingga aku di atas
tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya.
Dengan sisa tenagaku aku keluarkan kontolnya
dari memekku. Dan kuraih batang kontolnya.
Tanpa pikir panjang, kontol yang masih
berlumuran cairan memekku sendiri kukulum
dan kukocok. Dan pinggulku diraihnya hingga
akhirnya aku telungkup di atasnya lagi dengan
posisi terbalik. Kembali memekku yang
berlumuran cairan jadi mainannya, aku makin
bersemangat mengulum dan menghisap
sebagian kontolnya. Dipeluknya pinggulku
hingga sekali lagi aku orgasme. Dihisapnya itil-
ku sambil ujung lidahnya menari cepat sekali.
Tubuhku mengejang dan kujepit kepalanya
dengan kedua pahaku dan kurapatkan
pinggulku agar bibir memekku merapat ke
bibirnya. Ingin aku berteriak tapi tak bisa karena
mulutku penuh, dan tanpa sadar aku menggigit
agak kuat kontolnya dan kucengkeram kuat
dengan tanganku saat aku masih menikmati
orgasme. “Yang, aku mau ngecret yang, di
dalam memekmu ya”, katanya sambil
menelentangkan aku. “Ya,pak”, jawabku. Dia
menaiki aku dan dengan satu hentakan keras,
kontolnya yang besar sudah kembali menyesaki
memekku. Dia langsung mengenjot kontolnya
keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam
beberapa enjotan saja tubuhnyapun
mengejang. Pantat kuhentakkan ke atas dengan
kuat sehingga kontolnya nancap semuanya ke
dalam memekku dan akhirnya crot .. crot ..crot,
pejunya muncrat dalam beberapa kali
semburan kuat. Herannya, ngecretnya yang
ketiga masih saja pejunya keluar banyak,
memang luar biasa stamina pak Kacab. Dia
menelungkup diatasku sambil memelukku
erat2. “Yang, nikmat sekali ngentot sama kamu,
memek kamu kuat sekali cengkeramannya ke
kontolku”, bisiknya di telingaku. “Ya pak, Ines
juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman
memek Ines terasa kuat karena kontol bapak
kan gede banget. Rasanya sesek deh memek
Ines kalau bapak neken kontolnya masuk
semua. Kalau ada kesempatan, Ines dientot lagi
ya pak”, jawabku. “Ya sayang”, lalu bibirku
diciumnya dengan mesra.
Aku tertidur dengan penuh rasa nikmat.
Besoknya aku terbangun ketika matahari sudah
tinggi, kita bebersih, makan pagi dan segera
meninggalkan hotel tersebut. DIa mencarterkan
aku taksi untuk pulang. Aku sudah menelpon
kantor untuk minta ijin tidak masuk kantor
dengan alasan kurang sehat.