Jumat, 03 April 2015

Ngenton bos berkontol gede

Nikmatnya memek dientot boss kontol gede sampe orgasme

Kantor sudah sepi karena memang sudah lewat
waktu karyawan pulang. “Nes, kamu nginep aja
malem ini, besok baru kembali”, katanya. “Ines
gak dikasi uang untuk nginep karena harus
pulang hari, tadi perginya dianter tapi pulangnya
harus cari kendaraan sendiri”, jawabku. “Kalo
ongkos nginep gak udah dipikirin, nantu aku
yang bayarin, besok nanti kamu dianter pulang
sama kendaraan cabang yang mau ke jakarta”,
katanya lagi. “Terus Ines nginep semalem mau
ngapain pak, apalagi Ines sendiri, kan bete gak
ada temennya”, jawabku, aku sudah menduga
kemana arah pembicaraannya. “Gimana kalo
aku yang nemenin kamu malem ini. Aku
denger, meeting yang lalu kamu dateng sama
oom oom ya, dua orang lagi”, Lanjutnya. “Kok
bapak tau sih”, jawabku, kayanya dia mau
minta servis nikmat dari aku. “Ya, aku kan
punya mata dan telinga dimana2 Nes, jadi
taulah kalo kamu bawa oom2 itu nginep, mau
ya nginep sama aku”, rayunya. “Nginep sama
bapak, emangnya kita mau ngapain”, kataku
pura2 tidak tau maksudnya. “Kamu pake pura2
gak tau lagi, kalo nginep sama kamu ya ngapain
lagi kalo gak ngentot. Aku napsu liat kamu Nes,
aku pengen ngentot sama kamu, mau ya”,
katanya to the point, maksa lagi.”Emangnya
bapak mau bawa Ines nginep dimana, baik2
ketauan yang lain lo pak, kan mata dan telinga
mereka juga ada dimana2″, kataku menirukan
perkataannya. “Beres lah soal itu, aku ada
tempat yang cukup tersembunyi, aman dari
mata dan telinga yang lain, kamu mau ya”,
jawabnya mencoba meyakinkan aku. Aku
akhirnya menggangguk saja. “Tapi Ines gak
bawa baju ganti pak, rencananya pulang hari
sih”, kataku lagi. “Kita beli pakaian ganti deh,
sebenarnya untuk malem ini kan kamu gak
perlu pakaian Nes”, jawabnya sambil
tersenyum. Dia mengajak aku ke toko untuk
membeli pakaian. Aku membeli pakaian untuk
pulang besok. Kemudian kita pergi makan
malam, dari situ baru meluncur ke hotel yang
dia maksud. Tempatnya dipinggir kota sehingga
daerahnya sepi. Hotelnya memang tidak
nampak seperti hotel dari luar. “Ini motel ya
pak”, tanyaku. “Bukan Nes, hotel tapi lokasinya
tersembunyi dari keramaian”, jawabnya. Dia
langsung masuk ke garasi dan petugas segera
menutup rolling door garasinya. “Aku sudah
book satu kamar Nes untuk kita malem ini”,
katanya sambil keluar dari mobil. Aku
mengikutinya sambil membawa tas yang berisi
pakaian yang baru dibeli dan tas kerjaku.
Kita duduk di sofa, dia mengambilkan minuman
dan menyalakan TV. Kami tak banyak bicara
karena perhatian tertuju ke tv, tapi aku
berdebar2 menunggu apa yang akan terjadi.
Akhirnya dia pindah duduk di sampingku,
menghadapkan tubuhnya ke arahku. “Yang,
kamu sudah tahu maksudku kan?” katanya lirih
di telingaku. Merinding aku mendengarnya
memanggil aku yang, dan aku hanya
mengangguk. “Ya pak, Ines tahu, bapak ,,,”
belum selesai aku menjawab, kurasakan
bibirnya sudah menyentuh leherku, terus
menyusur ke pipiku. Tubuhnya bergeser
merapat, bibirku dilumatnya dengan lembut.
Ternyata dicium pria bibir tebal nikmat sekali,
aku bisa mengulum bibirnya lebih kuat dan
ketebalan bibirnya memenuhi mulutku. Sedang
kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku,
kurasakan tangan besarnya membuka kancing
bajuku dan kemudian menyelusup kedalam dan
meremas lembut toketku yang masih
terbungkus bra. Ohh.., toketku ternyata
tercakup seluruhnya dalam tangannya. Dan aku
rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak
napsuku, padahal baru awal pemanasan.
Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya,
sambil melepaskan bajuku, leherku dikecup,
dijilat kadang digigit lembut. Sambil tangannya
terus meremas-remas toketku. Kemudian
tangannya menjalar ke punggungku dan
melepas kaitan bra ku sehingga toketku bebas
dari penutup. Bibirnya terus menelusur di
permukaan kulitku. Dan mulai pentil kiriku
tersentuh
lidahnya dan dihisap. Terus pindah ke pentil
kanan. Kadang-kadang seolah seluruh toketku
akan dihisap. Dan tangan satunya mulai turun
dan memainkan puserku, terasa geli tapi
nikmat, napsuku makin berkobar karena elusan
tangannya. Kemudian tangannya turun lagi dan
menjamah selangkanganku. Memekku yang
pasti sudah basah sekali. Lama hal itu
dilakukannya sampai akhirnya dia kemudian
membuka ristsluiting celana ku dan menarik
celanaku ke bawah, Tinggalah CD miniku ku
yang tipis yang memperlihatkan jembutku yang
lebat, saking lebatnya jembutku muncul di kiri
kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.
Jembutku lebih terlihat jelas karena CD ku sudah
basah karena cairan memekku yang sudah
banjir. Dibelainya celah memekku dengan
perlahan. Sesekali jarinya menyentuh itilku
karena ketika dielus pahaku otomatis
mengangkang agar dia bisa mengakses daerah
memekku dengan leluasa. Bergetar semua
rasanya tubuhku, kemudian CD ku yang sudah
basah itu dilepaskannya. Aku mengangkat
pantatku agar dia bisa melepas pembungkus
tubuhku yang terakhir. Jarinya mulai sengaja
memainkan itil-ku. Dan akhirnya jari besar itu
masuk ke dalam memekku. Oh, nikmatnya,
bibirnya terus bergantian menjilati pentil kiri dan
kanan dan sesekali dihisap dan terus menjalar
ke perutku. Dan akhirnya sampailah ke
memekku. Kali ini diciumnya jembutku yang
lebat dan aku rasakan bibir memekku dibuka
dengan dua jari. Dan akhirnya kembali
memekku dibuat mainan oleh bibirnya, kadang
bibirnya dihisap, kadang itilku, namun yang
membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya
masuk di antara kedua bibir memekku sambil
menghisap itilku. Dia benar benar mahir
memainkan memekku. Hanya dalam beberapa
menit aku benar-benar tak tahan. Dan.. Aku
mengejang dan dengan sekuatnya aku berteriak
sambil mengangkat pantatku supaya
merapatkan itilku dengan mulutnya, kuremas-
remas rambutnya. Dia terus mencumbu
memekku, rasanya belum puas dia memainkan
memekku hingga napsuku bangkit kembali
dengan cepat.
“Pak, Ines sudah pengen dientot.” kataku
memohon sambil kubuka pahaku lebih lebar.
Dia pun bangkit, mengangkat badanku yang
sudah lemes dan dibawanya ke ranjang. Aku
dibaringkan di ranjang dan dia mulai membuka
bajunya, kemudian celananya. Aku terkejut
melihat kontolnya yang besar dan panjang
nongol dari bagian atas CDnya. Kemudian dia
juga melepas CD nya. Sementara itu aku
dengan berdebar terbaring menunggu dengan
semakin berharap. Kontolnya yang besar dan
panjang dan sudah maksimal ngacengnya,
tegak hampir menempel ke perut. Aku
merinding apakah muat kontol segitu besarnya
di memekku. Dan saat dia pelan-pelan
menindihku, aku membuka pahaku makin
lebar, rasanya tidak sabar memekku menunggu
masuknya kontol extra gede itu. Aku pejamkan
mata. Dia mulai mendekapku sambil terus
mencium bibirku, kurasakan bibir memekku
mulai tersentuh ujung kontolnya. Sebentar
diusap-usapkan dan pelan sekali mulai
kurasakan bibir memekku terdesak
menyamping. Terdesak kontol besar itu. Ohh,
benar benar kurasakan penuh dan sesak liang
memekku dimasuki kontolnya. Aku menahan
nafas. Dan nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan
sekali terus masuk kontolnya. Aku mendesah
tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya.
Terus.. Terus.. Akhirnya ujung kontol itu
menyentuh bagian dalam memekku, maka
secara refleks kurapatkan pahaku, tapi betapa
aku terkejut. Ternyata sangat mengganjal sekali
rasanya, besar, keras dan panjang. Dia terus
menciumi bibir dan leherku. Dan tangannya tak
henti-henti meremas-remas toketku. Tapi
konsentrasi kenikmatanku tetap pada kontol
besar yang mulai dienjotkan halus dan pelan.
Mungkin dia menyadarinya, supaya aku tidak
kesakitan. Aku benar benar cepat terbawa ke
puncak nikmat yang belum pernah kualami.
Nafasku cepat sekali memburu, terengah-
engah. Aku benar benar merasakan nikmat luar
biasa merasakan gerakan kontol besar itu. Maka
hanya dalam waktu yang singkat aku makin tak
tahan. Dan dia tahu bahwa aku semakin hanyut.
Maka makin gencar dia melumat bibirku,
leherku dan remasan tangannya di toketku
makin kuat. Dengan tusukan kontolnya yang
agak kuat dan dipepetnya itilku dengan
menggoyang goyangnya, aku menggelepar,
tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram
kuat-kuat sekenanya. Memekku menegang,
berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat,
benar-benar puncak kenikmatan yang belum
pernah kualami. Ohh, aku benar benar
menerima kenikmatan yang luar biasa. Aku tak
ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan
kenikmatan. “Paaak, Ines nyampe paak”, Aku
sendiri terkejut atas teriakkan kuatku. Setelah
selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas.
Setelah dua kali aku nyampe dalam waktu relatif
singkat, namun terasa nyaman sekali, Dia
membelai rambutku yang basah keringat.
Kubuka mataku, Dia tersenyum dan
menciumku lembut sekali, tak henti hentinya
toketku diremas-remas pelan.
Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat
bibirku kuat dan diteruskan ke leher serta
tangannya meremas-remas toketku lebih kuat.
Napsuku naik lagi dengan cepat, saat kembali
dia mengenjotkan kontolnya semakin cepat.
Uhh, sekali lagi aku nyampe, yang hanya selang
beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih
keras lagi. Dia terus mengenjotkan kontolnya
dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya
menengadah. Satu tangannya mencengkeram
lenganku dan satunya menekan toketku. Aku
makin meronta-ronta tak karuan. Puncak
kenikmatan diikuti semburan peju yang kuat di
dalam memekku, menyembur berulang kali.
Oh, terasa banyak sekali peju kental dan hangat
menyembur dan memenuhi memekku, hangat
sekali dan terasa sekali peju yang keluar seolah
menyembur seperti air yang memancar kuat.
Setelah selesai, dia memiringkan tubuhnya dan
tangannya tetap meremas lembut toketku
sambil mencium wajahku. Aku senang dengan
perlakuannya terhadapku.
“Yang, kamu luar biasa, memekmu peret dan
nikmat sekali”, pujinya sambil membelai
dadaku. “Bapak juga hebat. Bisa membuat Ines
nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Ines bisa
nyampe dan merasakan kontol raksasa. Hihi..”
“Jadi kamu suka dengan kontolku?” godanya
sambil menggerakkan kontolnya dan membelai
belai wajahku. “Ya pak, kontol Bapak nikmat,
besar , panjang dan keras banget” jawabku
jujur. Dia memang sangat pandai
memperlakukan wanita. Dia tidak langsung
mencabut kontolnya, tapi malah mengajak
mengobrol sembari kontolnya makin mengecil.
Dan tak henti-hentinya dia menciumku,
membelai rambutku dan paling suka membelai
toketku. Aku merasakan pejunya yang
bercampur dengan cairan memekku mengalir
keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling
membelai, pelan-pelan kontol yang telah
menghantarkan aku ke awang awang itu
dicabut sambil dia menciumku lembut sekali.
Benar benar aku terbuai dengan perlakuannya.
Dia kemudian memutar lagu classic sehingga
tertidurlah aku dalam pelukannya, merasa
nyaman dan benar-benar aku terpuaskan dan
merasakan apa yang selama ini hanya
kubayangkan saja.
Aku bangun masih dalam pelukannya. Katanya
aku tidur nyenyak sekali, sambil membelai
rambutku. Kurang lebih setengah jam kami
berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku
mandi. Dibimbingnya aku ke kamar mandi, saat
berjalan rasanya masih ada yang mengganjal
memekku dan ternyata masih ada peju yang
mengalir di pahaku, mungkin saking banyaknya
dia mengecretkan pejunya di dalam memekku.
Dalam bathtub yang berisi air hangat, aku
duduk di atas pahanya. Dia mengusap-usap
menyabuni punggungku, dan akupun
menyabuni punggungnya. Dia memelukku
sangat erat hingga dadanya menekan toketku.
Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga
pentilku bergesekan dengan dadanya yang
berbulu dan dipenuhi busa sabun. Pentilku
semakin mengeras. Pangkal pahaku yang
terendam air hangat tersenggol2 kontolnya. Hal
itu menyebabkan napsuku mulai berkobar
kembali. Aku di tariknya sehingga menempel
lebih erat ke tubuhnya. Dia menyabuni
punggungku. Sambil mengusap-usapkan busa
sabun, tangannya terus menyusur hingga
tenggelam ke dalam air. Dia mengusap-usap
pantatku dan diremasnya. Kontolnya pun mulai
ngaceng ketika menyentuh memekku. Terasa
bibir luar memekku bergesekan dengan
kontolnya. Dengan usapan lembut, tapak
tangannya terus menyusuri pantatku. Dia
mengusap beberapa kali hingga ujung jarinya
menyentuh lipatan daging antara lubang pantat
dan memekku. “Bapak nakal!” desahku sambil
menggeliat mengangkat pinggulku. Walau
tengkukku basah, aku merasa bulu roma di
tengkukku meremang akibat nikmat dan geli
yang mengalir dari memekku. Aku
menggeliatkan pinggulku. Ia mengecup leherku
berulang kali sambil menyentuh bagian bawah
bibir memekku. Tak lama kemudian, tangannya
semakin jauh menyusur hingga akhirnya
kurasakan lipatan bibir luar memekku diusap-
usap. Dia berulang kali mengecup leherku.
Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit
dengan gemas. ”Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..”
rintihku berulang kali. Lalu aku bangkit dari
pangkuannya. Aku tak ingin nyampe hanya
karena jari yang terasa kesat di memekku. Tapi
ketika berdiri, kedua lututku terasa goyah.
Dengan cepat dia pun bangkit berdiri dan segera
membalikkan tubuhku. Dia tak ingin aku
terjatuh. Dia menyangga punggungku dengan
dadanya. Lalu diusapkannya kembali cairan
sabun ke perutku. Dia menggerakkan
tangannya keatas, meremas dengan lembut
kedua toketku dan pentil ku dijepit2 dengan
jempol dan telunjuknya. Pentil kiri dan kanan
diremas bersamaan. Lalu dia mengusap
semakin ke atas dan berhenti di leherku. “Pak,
lama amat menyabuninya” rintihku sambil
menggeliatkan pinggulku. Aku merasakan
kontolnya semakin keras dan besar. Hal itu
dapat kurasakan karena kontolnya makin dalam
terselip di pantatku. Tangan kiriku segera
meluncur ke bawah, lalu meremas biji pelernya
dengan gemas. Dia menggerakkan telapak
kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat dia
mengusap usap jembut lebatku, lalu mengusap
memekku berulang kali. Jari tengahnya terselip
di antara kedua bibir luar memekku. Dia
mengusap berulang kali. Itilku pun menjadi
sasaran usapannya. “Aarrgghh..!” rintihku ketika
merasakan kontolnya makin kuat menekan
pantatku. Aku merasa lendir membanjiri
memekku.Aku jongkok agar memekku
terendam ke dalam air. Kubersihkan celah
diantara bibir memekku dengan mengusapkan
2 jariku.
Ketika menengadah kulihat kontolnya telah
berada persis didepanku. Kontolnya telah
ngaceng berat. “Pak, kuat banget sih bapak,
baru aja ngecret di memek Ines sekarang sudah
ngaceng lagi”, kataku sambil meremas
kontolnya, lalu kuarahkan ke mulutku. Kukecup
ujung kepala kontolnya. Tubuhnya bergetar
menahan nikmat ketika aku menjilati kepala
kontolnya. Dia meraih bahuku karena tak
sanggup lagi menahan napsunya. Setelah
berdiri, kaki kiriku diangkat dan letakkan di
pinggir bath tub. Aku dibuatnya menungging
sambil memegang dinding di depanku dan dia
menyelipkan kepala kontolnya ke celah di antara
bibir memekku. ”Argh, aarrgghh..,!” rintihku.
Dia menarik kontolnya perlahan-lahan,
kemudian mendorongnya kembali perlahan-
lahan pula. Bibir luar memekku ikut terdorong
bersama kontolnya. Perlahan-lahan menarik
kembali kontolnya sambil berkata “Enak yang?”
“”Enaak banget pak”, jawabku!” Dia
menenjotkan kontolnya dengan cepat sambil
meremas bongkah pantat ku dan tangan
satunya meremas toketku. “Aarrgghh..!”
rintihku ketika kurasakan kontolnya kembali
menghunjam memekku. Aku terpaksa berjinjit
karena kontol itu terasa seolah membelah
memekku karena besarnya. Terasa memekku
sesek kemasukan kontol besar dan panjang itu.
Kedua tangannya dengan erat mememegang
pinggulku dan dia mengenjotkan kontolnya
keluar masuk dengan cepat dan keras.
Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal
pahanya berbenturan dengan pantatku.
“Aarrgghh.., aarrgghh..!Pak.., Ines nyampe..!”
Aku lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian
kalinya.Rupanya dia juga tidak dapat menahan
pejunya lebih lama lagi. “Aarrgghh.., Yang”,
kata nya sambil menghunjamkan kontolnya
sedalam-dalamnya. “Pak.., sstt, sstt..” kataku
karena berulangkali ketika merasa tembakan
pejunya dimemekku. “Aarrgghh.., Yang,
enaknya!” bisiknya ditelingaku. “Pak.., sstt..,
sstt..! Nikmat sekali ya dientot Bapak”, jawabku
karena nikmatnya nyampe. Dia masih
mencengkeram pantatku sementara kontolnya
masih nancep dimemekku. Beberapa saat kami
diam di tempat dengan kontolnya yang masih
menancap di memekku. Kemudian Dia
membimbingku ke shower,menyalakan air
hangat dan kami berpelukan mesra dibawah
kucuran air hangat.
Setelah selesai dia keluar duluan, sedang aku
masih menikmati shower. Selesai dengan
rambut yang masih basah dan masih
bertelanjang bulat, aku keluar dari kamar mandi.
Ternyata Dia sudah menyiapkan makan siang
berupa sandwich dan kentang goreng yang
dibelinya tadi lengkap dengan soft drink dingin
di meja dekat sofa. Aku dipersilakan minum dan
makan sambil mengobrol, makan siang dan
diiringi lagu lembut. Walaupun sudah makan
malam, tapi dikerjain si bapak membuatku laper
lagi, rupanya enersiku terkuras habis. Setelah
aku makan, dia lalu memintaku duduk di
pangkuannya. Aku menurut saja. Terasa kecil
sekali tubuhku. Sambil mengobrol, aku dimanja
dengan belaiannya. Diraihnya daguku, dan
diciumnya bibirku dengan hangatnya, aku
mengimbangi ciumannya. Dan selanjutnya
kurasakan tangannya mulai meremas-remas
lembut toketku, kemudian tangannya
menelusuri antara dada dan pahaku. Nikmat
sekali rasanya, tapi aku sadar bahwa sesuatu
yang aku duduki terasa mulai agak mengeras.
Ohh, langsung aku bangkit. Aku bersimpuh di
depannya dan ternyata kontolnya sudah mulai
ngaceng, walau masih belum begitu mengeras.
Kepala kontolnya sudah mulai sedikit mencuat
keluar dari kulupnya lalu ku raih, ku belai dan
kulupnya kututupkan lagi. Aku suka melihatnya
dan sebelum penuh ngacengnya langsung aku
kulum kontolnya. Aku memainkan kulup kontol
yang tebal dengan lidahku. Kutarik kulup ke
ujung, membuat kepala kontolnya tertutup
kulupnya dan segera kukulum, kumainkan
kulupnya dengan lidahku dan kuselipkan lidahku
ke dalam kulupnya sambil lidahku berputar
masuk di antara kulup dan kepala kontolnya.
Enak rasanya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab
dengan cepatnya kontolnya makin
membengkak dan dia mulai menggeliat dan
berdesis menahan kenikmatan permainan
lidahku dan membuat mulutku semakin penuh.
“Pak hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut
yuk pak”, kataku yang juga sudah terangsang.
Rupanya dia makin tak tahan menerima
rangsangan lidahku. Maka aku ditarik dan diajak
ke tempat tidur. Dia menghidupkan lampu sorot
di atas tempat tidur. Sebenarnya aku agak malu,
tapi sudahlah, paling dia juga ingin melihat
dengan jelas memekku. Dan ternyata benar,
kakiku ditahannya sambil tersenyum, diteruskan
dengan membuka kakiku dan dia langsung
menelungkup di antara pahaku. “Aku suka
melihat memek kamu yang” ujarnya sambil
membelai bulu jembutku yang lebat.
“Mengapa?” “Sebab jembutmu lebat dan cewek
yang jembutnya lebat napsunya besar, kalau
dientot jadi binal seperti kamu, juga tebal
bibirnya”. Aku merasakan dia terus membelai
jembutku dan bibir memekku. Kadang-kadang
dicubit pelan, ditarik-tarik seperti mainan. Aku
suka memekku dimainkan berlama-lama, aku
terkadang melirik apa yang dilakukannya.
Seterusnya dengan dua jarinya membuka bibir
memekku, aku makin terangsang dan aku
merasakan makin banyak keluar cairan dari
memekku. Dia terus memainkan memekku
seolah tak puas-puas memperhatikan
memekku, kadang kadang disentuh sedikit itil-
ku, membuat aku penasaran. Tak sadar
pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa
penasaran. Maka saat aku mengangkat
pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya.
Terasa dia menghisap lubang memekku yang
sudah penuh cairan. Lidahnya ikut menari
kesana kemari menjelajah seluruh lekuk
memekku, dan saat dihisapnya itil-ku dengan
ujung lidahnya, cepat sekali menggelitik ujung
itil-ku, benar benar aku tersentak. Terkejut
kenikmatan, membuat aku tak sadar berteriak..
“Aauuhh!!”. Benar benar hebat dia
merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi.
“Ayo dong pak, Ines pingin dientot lagi” ujarku
sambil menarik bantal.
Dia langsung menempatkan tubuhnya makin ke
atas dan mengarahkan kontol gedenya ke arah
memekku. Aku masih sempat melirik saat dia
memegang kontolnya untuk diarahkan dan
diselipkan di antara bibir memekku. Kembali aku
berdebar karena berharap. Dan saat kepala
kontolnya telah menyentuh di antara bibir
memekku, aku menahan nafas untuk
menikmatinya. Dan dilepasnya dari pegangan
saat kepala kontolnya mulai menyelinap di
antara bibir memekku dan menyelusup lubang
memekku hingga aku berdebar nikmat. Pelan-
pelan ditekannya dan dia mulai mencium
bibirku lembut. Kali ini aku lebih dapat
menikmatinya. Makin ke dalam.. Oh, nikmat
sekali. Kurapatkan pahaku supaya kontolnya
tidak terlalu masuk ke dalam. Dia langsung
menjepit kedua pahaku hingga terasa sekali
kontolnya menekan dinding memekku.
Kontolnya semakin masuk. Belum semuanya
masuk, Dia menarik kembali seolah akan
dicabut hingga tak sadar pinggulku naik
mencegahnya agar tidak lepas. Beberapa kali
dilakukannya sampai akhirnya aku penasaran
dan berteriak-teriak sendiri. Setelah dia puas
menggodaku, tiba tiba dengan hentakan agak
keras, dipercepat gerakan mengenjotnya hingga
aku kewalahan. Dan dengan hentakan keras
serta digoyang goyangkan, tangan satunya
meremas toketku, bibirnya dahsyat menciumi
leherku. Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Dan
sampailah aku kepuncak. Tak tahan aku
berteriak, terus Dia menyerangku dengan
dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku
melewati puncak kenikmatan. Lama sekali. Tak
kuat aku meneruskannya. Aku memohon, tak
kuat menerima rangsangan lagi, benar benar
terkuras tenagaku dengan orgasme
berkepanjangan. Akhirnya dia pelan-pelan
mengakhiri serangan dahsyatnya. Aku terkulai
lemas sekali, keringatku bercucuran. Hampir
pingsan aku menerima kenikmatan yang
berkepanjangan. Benar-benar aku tidak
menyesal ngentot dengan dia, dia memang
benar-benar hebat dan mahir dalam ngentot,
dia dapat mengolah tubuhku menuju
kenikmatan yang tiada tara.
Lamunanku lepas saat pahanya mulai kembali
menjepit kedua pahaku dan dirapatkan,
tubuhnya menindihku serta leherku kembali
dicumbu. Kupeluk tubuhnya yang besar dan
tangannya kembali meremas toketku. Pelan-
pelan mulai dienjotkan kontolnya. Kali ini aku
ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yang
terjadi di seluruh bagian tubuhku. Tangannya
terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya
yang berbulu merangsang dadaku setiap kali
bergeseran mengenai pentilku. Dan kontolnya
dipompakan dengan sepenuh perasaan, lembut
sekali, bibirnya menjelajah leher dan bibirku.
Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yang
semula lemas, mulai terbakar lagi. Aku
berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk
cukup kuat, hanya tanganku yang mulai
menggapai apa saja yang kudapat. Dia makin
meningkatkan cumbuannya dan memompakan
kontolnya makin cepat. Gesekan di dinding
memekku makin terasa. Dan kenikmatan makin
memuncak. Maka kali ini leherku digigitnya agak
kuat dan dimasukkan seluruh batang kontolnya
serta digoyang-goyang untuk meningkatkan
rangsangan di itil-ku. Maka jebol lah bendungan,
aku mencapai puncak kembali. Kali ini terasa
lain, tidak liar seperti tadi. Puncak kenikmatan ini
terasa nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba
dia dengan cepat mengenjot lagi. Kembali aku
berteriak sekuatku menikmati ledakan orgasme
yang lebih kuat, aku meronta sekenaku. Gila,
batinku, dia benar-benar membuat aku
kewalahan. Kugigit pundaknya saat aku dihujani
dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat.
Sesaat dia menurunkan gerakannya, tapi saat itu
dibaliknya tubuhku hingga aku di atas
tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya.
Dengan sisa tenagaku aku keluarkan kontolnya
dari memekku. Dan kuraih batang kontolnya.
Tanpa pikir panjang, kontol yang masih
berlumuran cairan memekku sendiri kukulum
dan kukocok. Dan pinggulku diraihnya hingga
akhirnya aku telungkup di atasnya lagi dengan
posisi terbalik. Kembali memekku yang
berlumuran cairan jadi mainannya, aku makin
bersemangat mengulum dan menghisap
sebagian kontolnya. Dipeluknya pinggulku
hingga sekali lagi aku orgasme. Dihisapnya itil-
ku sambil ujung lidahnya menari cepat sekali.
Tubuhku mengejang dan kujepit kepalanya
dengan kedua pahaku dan kurapatkan
pinggulku agar bibir memekku merapat ke
bibirnya. Ingin aku berteriak tapi tak bisa karena
mulutku penuh, dan tanpa sadar aku menggigit
agak kuat kontolnya dan kucengkeram kuat
dengan tanganku saat aku masih menikmati
orgasme. “Yang, aku mau ngecret yang, di
dalam memekmu ya”, katanya sambil
menelentangkan aku. “Ya,pak”, jawabku. Dia
menaiki aku dan dengan satu hentakan keras,
kontolnya yang besar sudah kembali menyesaki
memekku. Dia langsung mengenjot kontolnya
keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam
beberapa enjotan saja tubuhnyapun
mengejang. Pantat kuhentakkan ke atas dengan
kuat sehingga kontolnya nancap semuanya ke
dalam memekku dan akhirnya crot .. crot ..crot,
pejunya muncrat dalam beberapa kali
semburan kuat. Herannya, ngecretnya yang
ketiga masih saja pejunya keluar banyak,
memang luar biasa stamina pak Kacab. Dia
menelungkup diatasku sambil memelukku
erat2. “Yang, nikmat sekali ngentot sama kamu,
memek kamu kuat sekali cengkeramannya ke
kontolku”, bisiknya di telingaku. “Ya pak, Ines
juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman
memek Ines terasa kuat karena kontol bapak
kan gede banget. Rasanya sesek deh memek
Ines kalau bapak neken kontolnya masuk
semua. Kalau ada kesempatan, Ines dientot lagi
ya pak”, jawabku. “Ya sayang”, lalu bibirku
diciumnya dengan mesra.
Aku tertidur dengan penuh rasa nikmat.
Besoknya aku terbangun ketika matahari sudah
tinggi, kita bebersih, makan pagi dan segera
meninggalkan hotel tersebut. DIa mencarterkan
aku taksi untuk pulang. Aku sudah menelpon
kantor untuk minta ijin tidak masuk kantor
dengan alasan kurang sehat.

Tidak ada komentar: